KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asset Under Management (AUM) alias dana kelolaan reksadana pada bulan Januari 2023 naik menjadi Rp 512,76 triliun. Angka tersebut naik Rp 4,57 triliun dari bulan Desember 2022 yang tercatat Rp 508,19 triliun. Investment Specialist Schroders Indonesia Rizky Hidayat mengatakan, dana kelolaan reksadana secara umum akan dipengaruhi kondisi pasar saham dan pasar obligasi dalam negeri.
Hal itu pun terefleksi dengan Reksadana Pendapatan Tetap yang memiliki kinerja baik, sehingga memberi sumbangan terbesar pada total dana kelolaan reksadana secara umum. “Terjadi
inflow sebesar Rp 50 triliun ke pasar obligasi bulan ini,” ungkapnya kepada Kontan, Jumat (10/2).
Baca Juga: Mirae Asset Optimistis Dana Kelolaan Industri Reksadana Capai Rp 1.000 Triliun Sementara, IHSG ditutup menurun 0,2% Mom, sehingga terjadi
outflow sebesar Rp 4 triliun dari pasar saham. Menurut Rizky, pasar saham melemah diakibatkan berlanjutnya aksi profit taking dari investor asing dari investor asing sejak bulan Desember 2022. Selain itu, masih ada kekhawatiran akan pelemahan harga batu bara yang akan berdampak pada ekonomi Indonesia secara makro. “Efek China yang
reopening ekonomi juga menyebabkan beberapa investor asing
outflow dari Indonesia, lalu masuk ke negara lain yang menjadi penerima manfaat dari reopening ekonomi China,” paparnya. Namun, kata Rizky, outflow tersebut mulai kembali stabil di pertengahan Januari 2023 akibat fundamental Indonesia yang masih terlihat cukup solid.
“Hal itu terefleksi pada data-data makro ekonomi domestik yang masih cukup kuat,” katanya.
Baca Juga: Dana Kelolaan Wealth Management BRI Meningkat 22,5% pada Tahun Lalu Selain itu,
sorporate earning result dari sektor perbankan juga menunjukkan tren menguat. Rupiah juga terlihat kuat di bulan Januari 2023 didorong oleh
inflow yang besar di pasar obligasi dan peraturan dana hasil ekspor (DHE) yang baru saja dikeluarkan Bank Indonesia (BI). “Investor juga berekspektasi
rate hike cycle akan segera berakhir, karena inflasi sudah cukup mereda di Indonesia maupun secara global,” ungkapnya.
Editor: Noverius Laoli