JAKARTA. Dollar Australia (aussie) bergerak stabil saat data ekonomi China menunjukkan pertumbuhan kuat pada ekspor dan impor. Awalnya aussie sempat terkoreksi setelah surplus perdagangan China dirilis lebih rendah dari perkiraan. Namun kemudian berhasil rebound setelah pasar memandang optimis terhadap prospek pemulihan ekonomi China.Impor China dan Australia meningkat 86% Januari lalu dalam basis tahunan ke level rekornya sebesar US$ 7,2 miliar. Meski hal tersebut terjadi saat banjir melanda Queensland dan sempat menghambat pengiriman batubara.Pasar akan mencermati data inflasi China yang diprediksi lebih rendah dari perkiraan Januari ditambah perkembangan berita politik Mesir mengenai perubahan kekuasaan yang berpeluang mendorong harga saham dan komoditas. "Kedua faktor tersebut berpotensi memberi dukungan positif bagi aussie," ujar Analis Valbury Asia Futures, Erwin Poernomo, Selasa (15/2).Australia juga diuntungkan tingginya permintaan bijih besi oleh China yang pada akhirnya memacu harga komoditas tersebut ke level tertinggi.Data ekonomi Australia menunjukkan home loans naik 2,1% pada Desember 2010 meskipun terdapat kenaikan suku bunga pada bulan sebelumnya.Dengan faktor yang ada, Erwin memprediksi, aussie berpotensi bangkit meski relatif terbatas. "Formasi inverse head & shoulders dan symmetrical triangle pada daily chart masih mendukung indikasi berlanjutnya uptrend," ujarnya. Ia mengimbau, investor harus mewaspadai uptrend gagal jika koreksi berlanjut break out di areal 0,9930. Untuk jangka pendek, ia merekomendasikan beli aussie di level 0,9995 terhadap dollar AS, dan stop loss di level 0,9925.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Aussie berpotensi bangkit meski relatif terbatas
JAKARTA. Dollar Australia (aussie) bergerak stabil saat data ekonomi China menunjukkan pertumbuhan kuat pada ekspor dan impor. Awalnya aussie sempat terkoreksi setelah surplus perdagangan China dirilis lebih rendah dari perkiraan. Namun kemudian berhasil rebound setelah pasar memandang optimis terhadap prospek pemulihan ekonomi China.Impor China dan Australia meningkat 86% Januari lalu dalam basis tahunan ke level rekornya sebesar US$ 7,2 miliar. Meski hal tersebut terjadi saat banjir melanda Queensland dan sempat menghambat pengiriman batubara.Pasar akan mencermati data inflasi China yang diprediksi lebih rendah dari perkiraan Januari ditambah perkembangan berita politik Mesir mengenai perubahan kekuasaan yang berpeluang mendorong harga saham dan komoditas. "Kedua faktor tersebut berpotensi memberi dukungan positif bagi aussie," ujar Analis Valbury Asia Futures, Erwin Poernomo, Selasa (15/2).Australia juga diuntungkan tingginya permintaan bijih besi oleh China yang pada akhirnya memacu harga komoditas tersebut ke level tertinggi.Data ekonomi Australia menunjukkan home loans naik 2,1% pada Desember 2010 meskipun terdapat kenaikan suku bunga pada bulan sebelumnya.Dengan faktor yang ada, Erwin memprediksi, aussie berpotensi bangkit meski relatif terbatas. "Formasi inverse head & shoulders dan symmetrical triangle pada daily chart masih mendukung indikasi berlanjutnya uptrend," ujarnya. Ia mengimbau, investor harus mewaspadai uptrend gagal jika koreksi berlanjut break out di areal 0,9930. Untuk jangka pendek, ia merekomendasikan beli aussie di level 0,9995 terhadap dollar AS, dan stop loss di level 0,9925.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News