Aussie kena efek ketegangan Eropa



JAKARTA. Penyelesaian krisis utang di zona euro yang lambat, berdampak terhadap dollar Australia. Gagalnya Jerman dan Perancis mencapai kata sepakat dalam mencari jalan keluar krisis, menekan valuta yang kerap disebut aussie itu.

Aussie bahkan menyentuh level terlemahnya dalam tiga minggu terhadap yen, yaitu di 80,58, atau melemah 0,3%. Mata uang Australia jatuh ke US$ 1,0354, terlemah sejak 11 September. Sebelumnya, aussie diperdagangkan pada US$ 1,0364 pada pukul 13:12 di Sydney.

Pelemahan berlanjut setelah Presiden Catalonia, Artur Mas, mengatakan, Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, sedang berjuang menentukan nasib sendiri.


Hans Kunnen, Kepala Ekonom St George Bank Ltd di Sydney mengatakan, apa yang terjadi di Eropa telah membuat investor gugup. Investor ingin menghindari risiko. Saat ini, berita dari Eropa dinilai mengganggu dan tidak memberikan pandangan positif. Karena itu, investor bereaksi dengan menjual saham dan valuta berisiko, seperti aussie.

Aussie melemah 2% sepanjang Agustus. Valuta itu pun mencetak kinerja terburuk di antara 10 valuta yang disurvei Bloomberg. Dollar Selandia Baru juga melemah 0,4% selama periode yang sama.

Nizar Hilmy, Analis Soegee Fututres mengatakan, pasca The Fed mengumumkan stimulus berupa quantitative easing tahap ketiga (QE 3), belum ada lagi berita bagus yang berpengaruh terhadap pergerakan aussie. Krisis Eropa dan ketidakpastian Spanyol terkait bailout menjadi masalah utama.

Akibatnya, pelaku pasar cenderung menyimpan dananya di aset safe haven.Nizar menduga, aussie berpotensi melanjutkan koreksi karena memang belum ada data pendukung yang mampu mengangkat.

Daru Wibisono, Analis Monex Investindo Futures menuturkan, kecemasan akan kondisi Eropa membuat investor menghindari sektor ekuitas dan komoditas, termasuk aussie. Menurut Daru, penguatan euro pada aussie hanya bersifat sementara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana