Aussie masih berpotensi melemah



JAKARTA. Dollar Australia melemah terhadap mata uang dunia lainnya. Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, pada Selasa (7/1) kemarin hingga pukul 18.00 WIB, pasangan mata uang AUD/USD menguat 0,55% menjadi 0,8918 dan AUD/JPY menguat 0,32% menjadi 93,1610. Sedangkan EUR/AUD juga menguat 0,65% menjadi 1,5296 dibanding sehari sebelumnya. Pelemahan ini diperkirakan dipicu oleh data neraca perdagangan Australia yang negatif selama hampir empat bulan lamanya. Asal tahu saja, total nilai dari perdagangan antara Australia dan China turun untuk pertama kalinya dalam lima bulan menjadi A$ 13,6 miliar (US$ 12,2 milliar) pada November.

Australia juga mencatatkan defisit dalam neraca perdagangan sebesar A$ 118 juta dari defisit pada sebulan sebelumnya yang sebesar A$ 358 juta. Selain itu, pelemahan aussie juga dipicu oleh belum adanya perubahan kebijakan oleh The Reserved Bank Australia (RBA) yang masih mempertahankan suku bunga di level 2,5% untuk mendukung kestabilan ekonomi. Padahal sebelumnya, Gubernur RBA, Glenn Stevens menyatakan bahwa pemangku kebijakan di Australia berusaha untuk mendukung terjadinya pelemahan terhadap dollar aussie. "Kita sedang menunggu aussie untuk depresiasi pada tahun ini. Kita menunggu RBA untuk melonggarkan kebijakan selanjutnya," kata Emma Lawson, senior strategi mata uang di National Australia Bank Ltd di Sidney. Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, aussie memang sedang dalam tren melemah. Pasangan AUD/JPY dalam dua hari terakhir mengalami penurunan dipicu oleh aksi ambil untung oleh pelaku pasar. Selain itu, data manufaktur China yang dirilis negatif pada pekan lalu juga menekan pergerakan aussie. Padahal trade balance aussie membaik biarpun masih defisit. "Akan tetapi, data tersebut ternyata tidak banyak berpengaruh pada nilai tukar aussie," jelas Tonny. Analis Soegee Futures, Alwi Assegaf mengatakan, pasangan AUD/USD juga tengah mengalami penurunan setelah sekitar 3-5 sesi berturut-turut mengalami kenaikan. Sentimen utama pelemahan AUD/USD kemarin dipicu oleh data-data ekonomi Amerika yang positif sehingga mampu membuat dollar menguat. Salah satunya adalah pernyataan Pimpinan The Fed, Ben S. Bernanke yang menyatakan bahwa ekonomi Amerika akan bergerak positif pada 2014.

"Ini menginsyaratkan The Fed kemungkinan akan melanjutkan tapering lanjutan yang nantinya akan menguntungkan buat dollar AS," kata Alwi. Sedangkan Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures berpendapat, pergerakan pasangan EUR/AUD didukung oleh adanya pertumbuhan ekonomi di zona Eropa. Kondisi ekonomi Italia dan Yunani yang bermasalah dengan hutang ternyata menunjukkan angka yang positif jika dibandingkan dengan ekspektasi pelaku pasar.


Selain itu, tingkat inflasi Jerman yang masih rendah menyebabkan Europe Central Bank (ECB) lebih sulit dalam memangkas suku bunga dibanding Reserved Bank Australia (RBA). "Disisi lain, RBA malah berusaha untuk melemahkan mata uang aussie. Sehingga, secara makro ekonomi dan arah kebijakan moneter Australia mendukung pelemahan aussie terhadap mata uang lain termasuk euro," kata Christian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie