Aussie taklukkan the greenback



JAKARTA. Rebound yang didulang harga minyak mentah dan sebagian besar komoditas serta antisipasi pasar terhadap rilis data tenaga kerja Australia Kamis (15/9) menjadi faktor yang mendukung penguatan terbatas AUD di hadapan the greenback.

Mengutip Bloomberg, Rabu (14/9) pukul 18.18 WIB pasangan AUD/USD terangkat 0,17% di level 0,7477 dibanding hari sebelumnya.

Dijelaskan oleh Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures penguatan terbatas aussie datang setelah rebound harga minyak mentah yang berhasil mempertahankan posisinya di atas level US$ 45 per barel.


Ini cukup memberi dorongan positif bagi AUD yang merupakan mata uang berbasis komoditas. Selain memang dua hari terakhir sajian data ekonomi China cukup positif yang kemudian menyuntikkan tenaga tambahan bagi aussie.

“Pasar juga mencium keraguan The Fed dalam menaikkan suku bunganya pada September 2016 ini,” kata Nizar.

Imbasnya terasa pada kekuatan USD yang terus memudar apalagi ditambah minimnya dukungan data ekonomi AS terbaru.

Nizar menduga penguatan ini bisa terhapus. Hal ini bisa terjadi jika berkaca dari dugaan data tenaga kerja Australia Agustus 2016 yang diprediksi hanya bertambah 15.200 atau lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yakni 26.200.

Hanya saja jika pelemahan terjadi itu juga dalam rentang sempit mengingat prediksi tingkat pengangguran yang bertahan di level 5,7%.

“Secara fundamental jangka panjang jelas AUD/USD trennya bearish karena prospek ekonomi AS masih positif dengan peluang The Fed menaikkan suku bunganya yang terjaga,” jelas Nizar.

Sedangkan Reserve Bank of Australia masih diekspektasikan untuk melonggarkan kebijakan moneternya dalam rangka menggenjot ekonomi Australia di masa datang.

Beban AUD semakin besar setelah salah satu pejabat RBA, Christopher Kent melemparkan intervensi verbal ke publik dengan mengatakan pelemahan aussie tidak sebesar yang diharapkan bank sentral. “Ini akan terus membayangi aussie sehingga peluang menguat lagi semakin kecil,” imbuh Nizar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto