Austindo menggeber areal tanam sawit



JAKARTA. Tak terpengaruh dengan harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) yang terus tergelincir, PT Austindo Nusantara Jaya Agri Tbk kian ekspansif menambah areal baru lahan kelapa sawit. Pada semester kedua tahun ini, emiten perkebunan yang melantai di bursa dengan kode saham ANJT membidik target penambahan areal baru kelapa sawit luasnya 2.180 hektare (ha) di Kalimantan Barat.

Naga Waskita, Sekretaris Perusahaan Austindo mengatakan, sampai semester pertama tahun ini, luas areal tertanam kelapa sawit di Kalimantan Barat mencapai 10.097 ha, atau tumbuh 13,47% dibandingkan luas areal tertanam pada Desember 2012.

"Kami merencanakan bahwa pada akhir tahun ini, areal yang dapat ditanami di Kalimantan Barat dapat seluruhnya tertanam yaitu mencapai 12.277 ha," ujar Naga kepada KONTAN belum lama ini.


Saat ini Austindo memiliki perbendaharaan lahan (land bank) seluas 139.038 ha. Dari total land bank tersebut, sampai semester satu tahun ini, total areal yang sudah ditanami kelapa sawit mencapai 42.051 ha.

Kebun sawit Austindo tersebar di beberapa wilayah Indonesia yakni Sumatera Utara, Belitung, Kalimantan Barat dan Papua. "Lahan kelapa sawit yang di Papua belum ditanami saat ini karena masih dalam tahap kompensasi tanah," papar Naga.

Sampai akhir tahun ini, Austindo belum memiliki rencana untuk akuisisi lahan perkebunan baru. Menurut Naga, perusahaan masih fokus untuk pengembangan di areal-areal milik mereka. Apalagi, perusahaan baru saja mengakuisisi perkebunan kelapa sawit di Papua Barat pada awal 2013. "Tetapi, kami selalu terbuka untuk setiap peluang yang ada," imbuh Naga.

Produksi turun

Kinerja produksi Austindo tak menggembirakan. Pada paruh pertama tahun ini, produksi Tandan Buah Segar (TBS) Austindo turun 2,89% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 285.103 ton. Mengikuti penurunan produksi TBS, produksi CPO milik Austindo pada enam bulan pertama tahun ini turun 3,91% menjadi 73.915 ton dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu.

Naga menceritakan, penurunan TBS karena salah satu kebun milik Austindo di Binanga, Sumatera Utara lebih rendah produksinya karena mengalami rehat agronomis di kuartal pertama 2013 setelah selama dua tahun terakhir mengalami panen raya.

Di paruh kedua tahun ini, Naga berharap produksi CPO akan lebih baik dibandingkan semester satu. "Kami melihat bahwa sejak kuartal kedua 2013, tingkat produksi sudah membaik," kata Naga.

Mengikuti penurunan produksi, penjualan CPO Austindo periode Januari-Juni 2013 juga turun 17,85% menjadi US$ 63,5 juta dibandingkan tahun lalu periode yang sama yakni US$ 77,3 juta. Selain karena produksi turun, nilai penjualan Austindo menurun karena harga jual rata-rata CPO anjlok hingga 19,7%.

Harga jual rata-rata CPO pada semester pertama tahun ini hanya US$ 685 per ton. Tahun lalu, periode yang sama, harga jual rata-rata CPO US$ 853 per ton.

Naga masih belum bisa memprediksi berapa besar nilai penjualan CPO sampai akhir tahun. "Apabila harga jual CPO membaik maka kami harapkan bahwa penjualan di semester kedua juga akan membaik," jelas Naga.

Selain memiliki perkebunan kelapa sawit, Austindo juga memiliki tiga unit pabrik kelapa sawit (PKS) dengan total kapasitas produksi mencapai 180 ton per jam. "Kami merencanakan akan bangun satu unit PKS baru di Kalimantan Barat dan masih dalam tahap persiapan," kata Naga tanpa merinci rencana tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie