KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (
ANJT) menganggarkan dana belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sebesar US$ 45 juta. Alokasi dana ini akan digunakan untuk program penanaman kembali di Perkebunan Pulau Belitong dan Sumatra Utara 1. Direktur Keuangan ANJT Nopri Pitoy menjelaskan, Austindo mengalokasikan dana capex untuk pembangunan pabrik kompos di Kalimantan Barat dan Perkebunan Sumatra Utara I serta penyelesaian infrastruktur di Papua Barat. "Terkait mesin produksi, kami menganggarkan capex yang bersifat rutin untuk keperluan
maintenance dan penggantian
spare part," tutur Nopri kepada Kontan belum lama ini.
Mengenai rencana penambahan kapasitas produksi terkait dengan surat edaran baru yang menyebutkan pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35% (B35) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Austindo Nusantara Jaya masih akan memaksimalkan kapasitas yang telah ada saat ini.
Baca Juga: Austindo Nusantara (ANJT) Membidik Pertumbuhan Produksi 6% di 2023 Saat ini Austindo Nusantara Jaya memiliki kapasitas produksi sebesar 315 ton per jam, dimana dalam memaksimalkan kapasitas produksi tersebut, selain dari hasil produksi inti, ANJT juga melakukan pembelian Tanda Buah Segar (TBS) dari eksternal. "Mempertimbangkan kondisi ini, kami yakin bahwa kapasitas produksi kami masih mampu memenuhi potensi kenaikan permintaan," ujarnya. ANJT melanjutkan, walau tahun ini diprediksi akan terjadi cuaca ekstrim, pihaknya tetap menargetkan pertumbuhan produksi CPO sebesar 10% dibandingkan dengan tahun lalu. Nopri mengatakan, hal ini didukung oleh penambahan area menghasilkan dari area perkebunan di Papua di 2023 dan area
replanting di Belitung dan Sumatra Utara 1, serta peningkatan produksi dari perkebunan ANJT yang masuk dalam kategori prime terutama di Kalimantan dan Sumatra Utara II. "Kami yakin bahwa program-program kerja yang sudah kami terapkan seperti Drip Fertigation, Composting dan Assisted Pollination dapat membantu perkebunan kami untuk mempertahankan produktivitas dan memitigasi efek dari cuaca ekstrem. Kami akan terus berupaya untuk mengontrol seluruh aspek-aspek internal seperti produktivitas dan efisiensi biaya guna memaksimalkan profit kami di tahun 2023," urai Nopri.
Lebih lanjut, ANJT juga belum berencana membuka lahan sawit baru. Nopri mengatakan sejak tahun 2018, Pemerintah melakukan moratorium pembukaan lahan baru untuk perkebunan sawit, yang menghentikan pembukaan lahan baru untuk ditanami. Sebagai salah satu perusahaan yang telah memiliki sertifikasi RSPO, lanjut Nopri, Austindo Nusantara Jaya tidak bisa melakukan pembukaan lahan baru tanpa adanya izin dari RSPO. "Jadi hingga saat ini, untuk mempertahankan dan meningkatkan volume produksi, kami menjalankan program
replanting dan inovasi agronomi yang memungkinkan produktivitas bisa meningkat," pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari