KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menargetkan pertumbuhan volume produksi dan penjualan CPO sekitar 10% pada tahun ini. Chief Financial Officer ANJT Nopri Pitoy mengatakan, kinerja ANJT akan terus tumbuh selama 5 tahun ke depan dengan pertumbuhan rata-rata (CAGR) 6% per tahun. "Pertumbuhan volume tersebut didukung profil usia tanam yang sangat mendukung, yaitu 16% profil usia belum menghasilkan yang akan segera masuk tahapan produksi dalam periode 1 tahun. Lalu, 17% profil usia muda dengan produksi yang akan tumbuh sampai usia puncak dan 38% profil usia puncak yang akan mendukung stabilitas produksi dan pendapatan," jelas Nopri kepada Kontan.co.id, Kamis (4/8).
Selain pertumbuhan produksi, ANJT juga menargetkan pengendalian biaya produksi dengan menargetkan penyelesaian pembangunan pabrik pupuk organik di Kalimantan Barat. Pabrik pupuk organik ini nantinya akan memenuhi kebutuhan pupuk di perkebunan ANJT di Kalimantan Barat hingga 50%. Hal ini akan membantu ANJT untuk mengendalikan dampak kenaikan harga pupuk non-organik yang akhir-akhir ini meningkat dengan pesat. Tak hanya itu, hal tersebut membantu meningkatkan produktivitas tanaman sawit karena nutrisi pupuk organik lebih mudah diserap tanaman.
Baca Juga: Austindo Nusantara (ANJT) Anggarkan Belanja Modal US$ 47 Juta di Tahun 2022 Hingga Juni 2022, penyerapan belanja modal (capex) ANJT telah mencapai US$ 12,9 juta yang banyak dialirkan untuk pembangunan infrastruktur di perkebunan Papua Barat dan program penanaman kembali di perkebunan ANJT di Pulau Belitung dan perkebunan Sumatera Utara. "Serapan capex tersebut mencerminkan 27% dari total anggaran capex 2022. Pada semester II tahun 2022, serapan capex diperkirakan akan meningkat sejalan dengan menurunnya intensitas curah hujan sehingga akan mendukung pembangunan infrastruktur dan program penanaman kembali, serta dimulainya pekerjaan pembangunan pabrik kompos di perkebunan Kalimantan Barat," kata Nopri. Sebagai informasi, di semester pertama tahun 2022, ANJT mencatat laba bersih sebesar US$19,3 juta, atau naik 66,1% dibandingkan periode sama tahun lalu. Naiknya laba bersih ANJT sejalan dengan meningkatnya pendapatan. ANJT mencatatkan pendapatan sebesar US$144,1 juta di semester I 2022, meningkat 19,7% dibandingkan periode sama tahun 2021. Hal ini terutama disebabkan naiknya harga jual rata-rata crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK). Secara rinci, pendapatan ANJT didominasi penjualan CPO dan palm kernel dengan kontribusi sebesar 98,8% terhadap total pendapatan ANJT atau sebesar US$142,3 juta, dibandingkan dengan US$ 119,4 juta atau 99,2% pada periode sama tahun 2021. Nopri mengatakan, tantangan yang dihadapi ANJT tahun ini salah satunya dari kebijakan Pemerintah Indonesia terkait domestic market obligation (DMO) serta larangan ekspor kelapa sawit dan turunannya. Ini diprediksi bakal berdampak pada penurunan harga CPO dalam negeri yang tentunya mempengaruhi pendapatan ANJT.
Tantangan besar lain yang dihadapi adalah kenaikan signifikan atas biaya-biaya masukan (input costs). Utamanya biaya bahan bakar dan pupuk, yang disebabkan kondisi global, termasuk konflik antara Rusia dan Ukraina. Nopri mengatakan, walau kondisi penurunan harga jual dan disertai kenaikan biaya masukan tersebut dialami seluruh pelaku industri perkebunan kelapa sawit, ANJT mampu mengurangi dampak negatif tersebut dengan strategi kami yang selalu mengintegrasikan dengan strategi ESG.
Baca Juga: Austindo Nusantara (ANJT) Bukukan Kenaikan Laba Bersih 66,1% pada Semester I-2022 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat