KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (
ANJT) telah menyerap belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sekitar 55% hingga Agustus 2021. Austindo menganggarkan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) tahun 2021 sebesar US$ 42 juta. Wakil Direktur Utama Austindo Nusantara Jaya Lucas Kurniawan mengatakan, sampai dengan Agustus 2021, emiten agribisnis ini telah menyerap US$ 23 juta belanja modal. Dia bilang capex tersebut digunakan terutama untuk pengembangan infrastruktur di Papua Barat. “Pada sisa waktu tahun 2021 ini, kami akan tetap fokus pada penyelesaian proyek-proyek pengembangan infrastruktur di Papua Barat serta program penanaman kembali di perkebunan Pulau Belitung dan perkebunan Sumatra Utara I,” kata Lucas kepada Kontan.co.id, Selasa (12/10).
Selain ekspansi gencar, Austindo pun optimistis bisa mencetak kinerja cemerlang pada tahun ini. Lucas mengatakan, peningkatan penjualan ekspor produk
crude palm oil (CPO) bergantung kepada harga jual rata-rata CPO yang ditentukan oleh mekanisme pasar.
Baca Juga: Harga CPO melonjak, Austindo Nusantara (ANJT) optimistis bukukan kinerja cemerlang Untuk produk edamame, ANJT bekerja sama dengan mitra internasional yakni Asia Foods Group untuk memasuki pasar ekspor edamame seperti Jepang, Asia Tenggara, dan Benua Amerika. Untuk produk sagu, ANJT sedang menjajaki ekspor produk sagu ke Jepang dan beberapa negara lainnya di Asia Tenggara. ANJT menerapkan empat strategi seperti peningkatan produktivitas dengan inovasi agronomi, teknologi dan transformasi digital serta inovasi untuk mengurangi dampak dari cuaca ekstrim akibat dari perubahan iklim.
Pertama, percobaan fertigasi merupakan proses ini diharapkan akan membantu pengelolaan kelembaban tanah serta pemasokan air dan nutrisi secara lebih efisien ke pohon kelapa sawit sehingga akan meningkatkan hidrasi dalam tanah.
Kedua, pengomposan yang telah mengurangi aplikasi kimia (dalam bentuk pupuk anorganik) ke tanah dan pada akhirnya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari pengguna pupuk anorganik.
Ketiga, pengenalan
electrostatic precipitators (ESP) di pabrik ANJT untuk mengurangi emisi partikulat (polusi udara).
Keempat, meningkatkan tingkat penyerbukan dengan membuat kotak
Elaeidobius kamerunicus. Kelima, berbagai upaya penurunan emisi GRK dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Baca Juga: Austindo Nusantara Jaya (ANJT) raup laba bersih US$ 12,6 juta di semester I 2021 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati