Austindo Nusantara Jaya (ANJT) anggarkan belanja modal Rp 620 miliar tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk anggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar US$ 42,8 juta atau setara Rp 620 miliar. Anggaran tersebut, paling besar akan digunakan untuk peremajaan kembali (replanting) kebun sawit.

Director of Finance Austindo Nusantara Jaya Lukas Kurniawan memaparkan anggaran capex tahun ini akan digunakan untuk beberapa hal. Rinciannya, hampir 39% untuk peremajaan kembali (replanting) kebun sawit, sebesar 16% untuk peningkatan infrastruktur dan 7% untuk penyelesaian penambahan kapasitas PKS di perkebunan di Kalimantan Barat serta fasilitas pengolahan Edamame beku kami di Jember, Jawa Timur.

"Grup ANJ akan terus secara bertahap melakukan program replanting untuk menjaga atau meningkatkan produktivitas tanaman selaras dengan Kebijakan Keberlanjutan Perusahaan dan Prosedur Penanaman Baru sesuai dengan kriteria RSPO," paparnya kepada kontan.co.id, Rabu (3/2).


Baca Juga: Jepang, AS, dan Kanada menjadi negara tujuan ekspor edamame beku Austindo (ANJT)

Adapun dana capex itu akan bersumber dari dana internal dan pinjaman pihak ketiga. Tahun ini, emiten berkode saham ANJT di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berencana menambah kapasitas produksi untuk beberapa komoditasnya. Untuk pengembangan jenis sayuran, Lukas menjelaskan tahun ini pihaknya berencana untuk mengembangkan Mukimame dan Okra.

Mukimame merupakan polong edamame yang sudah terpisah dengan kulitnya, dengan kata lain edamame kupas, serta melalui proses sortasi, perebusan dan pendinginan cepat dalam kondisi pabrik yang higienis. "Sedangkan Okra adalah salah satu jenis sayuran yang memiliki banyak manfaat kesehatan dan pada umumnya masyarakat Jepang yang sering mengkonsumsi sayuran ini," jelasnya.

Sepanjang tahun ini, Lukas melihat bisnis kelapa sawit masih akan memberikan kontribusi terbesar pada pendapatan perusahaan, yang mana pada tahun 2021, pihaknya menargetkan pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) dan CPO masing-masing sebesar 7,8% dan 12,4% lebih tinggi dibandingkan dengan produksi pada tahun 2020.

"Pertumbuhan produksi ini terutama dikontribusikan oleh perkebunan Papua Barat kami yang baru menghasilkan pada tahun 2020 serta dampak dari strategy kami untuk menjaga pertumbuhan melalui program replanting yang telah kami mulai sejak 2014," tutupnya.

Selanjutnya: Baru 7,6%, Austindo Nusantara Jaya (ANJT) akan menambah free float pada 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .