Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Catat Produksi CPO 283,65 Ribu Ton di 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANTJ) mencatatkan produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) sebesar 283,65 ribu ton di tahun 2023. Raihan itu naik 2,9% secara tahunan.

Direktur Keuangan ANJT Nopri Pitoy mengatakan, hingga akhir Desember 2023, Austindo telah mencatatkan peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 4,8% menjadi 881.051 ton dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

“Peningkatan produksi tersebut terutama dikontribusi oleh perkebunan kami di Pulau Belitung, yang didorong oleh produktivitas yang tinggi dari tanaman-tanaman kelapa sawit muda hasil penanaman kembali (replanting),” ujarnya kepada Kontan, Jumat (2/2).


Selain itu, perkebunan muda ANJT di Papua Barat Daya juga menyumbang peningkatan produksi TBS. Peningkatan produksi tersebut didorong oleh peningkatan produksi dari tanaman muda yang baru menghasilkan serta perbaikan akses jalan dan infrastruktur.

Baca Juga: Tahun Ini, Austindo Nusantara (ANJT) Fokus Jualan CPO di Pasar Domestik

“Alhasil, peningkatan produksi TBS tersebut mendorong pertumbuhan produksi CPO kami meningkat sebesar 2,9% menjadi 283.659 ton di tahun 2023,” tuturnya.

Di tahun 2024, ANJT optimistis produksi CPO pada 2024 akan lebih baik dibandingkan dengan 2023. Hal ini sejalan dengan peningkatan produksi TBS.

Tahun ini, ANJT menargetkan produksi TBS dapat meningkat antara 5% sampai 6% dibanding produksi TBS di 2023.

“Hal ini didorong oleh peningkatan produksi tanaman muda di perkebunan Papua Barat Daya dan tanaman muda hasil replanting di perkebunan Pulau Belitung dan Sumatra Utara I, serta tanaman usia prima di perkebunan Kalimantan Barat,” paparnya.

ANJT pun memasang sejumlah strategi untuk meningkatkan produktivitas di tahun 2024. Beberapa di antaranya adalah melanjutkan proyek dan program yang telah berjalan di 2023.

Pertama, melanjutkan proyek laterisasi jalan di perkebunan Papua Barat Daya, sehingga dapat memudahkan transportasi TBS dari kebun ke pabrik.

Kedua, melanjutkan program replanting di perkebunan Pulau Belitung dan Sumatra Utara I untuk mencapai profil usia tanaman yang seimbang, sehingga tingkat produktivitas bisa maksimal.

Ketiga, melanjutkan inovasi-inovasi dalam praktik agronomi untuk menjaga produktivitas yang berkelanjutan.

Untuk mendukung program-program tersebut, ANJT pun telah menganggarkan total dana modal alias capital expenditure sebesar Rp 37,8 juta di tahun 2024.

“Diharapkan dengan peningkatan produktivitas, ANJT dapat memaksimalkan laba dengan memanfaatkan proyeksi harga yang lebih baik di tahun ini,” ujarnya.

Baca Juga: Produksi TBS Diyakini Bisa Naik 6% Tahun Ini, Begini Rekomendasi Saham ANJT

Nopri menyampaikan, ANJT mengincar pasar domestik untuk pemasaran CPO di tahun 2024. Saat ini, ANJT telah terikat kontrak jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan domestik untuk pemenuhan kebutuhan CPO.

Sejak tahun 2022, ANJT telah fokus melakukan pemasaran produk CPO kami di pasar domestik. Keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan potensi marjin yang lebih tinggi, dikarenakan biaya transportasi yang lebih rendah dan mendapatkan tambahan harga premium untuk CPO bersertifikat RSPO.

“Selain itu, kebijakan-kebijakan pembatasan ekspor CPO dari pemerintah juga menjadi salah satu faktor pertimbangan kami untuk tetap fokus kepada pasar domestik,” paparnya.

Untuk lini bisnis edamame, ANJT mencoba untuk ekspansi pasar dengan mengekspor edamame ke wilayah Asia Pasifik dan Asia Timur.

ANJT juga berupaya meningkatkan pangsa pasar kami untuk pasar domestik, terutama untuk pasar di Pulau Jawa dan Bali melalui kerja sama dengan toko-toko ritel dan restaurant-restaurant.

“Secara jangka panjang, kami percaya bahwa pasar domestik dapat dikembangkan untuk mengimbangi kontribusi dari pasar ekspor,” ungkapnya.

ANJT juga masih melanjutkan praktik perkebunan yang berkelanjutan serta mencapai ambisi environmental, social, and government (ESG) dengan terus menjalankan inovasi-inovasi dalam praktik agronomi. Misalnya, drip fertigation, composting, dan assisted pollination yang dapat memitigasi dampak perubahan iklim.

“Proyek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim telah dijalankan ANJ sejak 2012 dengan mengintegrasikan inisiatif ESG ke dalam strategi bisnis perusahaan untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emissions) pada tahun 2030,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari