Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Ungkap Penyebab Turunnya Kinerja di Kuartal I-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatatkan penurunan kinerja selama kuartal I-2024. Penurunan kinerja tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk cuaca ekstrem yang mempengaruhi produksi di beberapa perkebunan ANJT. 

 Investor Relations & Business Development Manager ANJT Gilang Rakasiwi menjelaskan, El Nino yang terjadi pada pertengahan hingga akhir tahun 2023 membawa dampak yang beragam di beberapa wilayah. 

Hal ini terlihat di area operasional ANJT yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia, di mana curah hujan dengan intensitas tinggi di perkebunan Papua Barat Daya menyebabkan kondisi kelembapan tinggi yang berakibat pada meningkatnya penyakit tanaman. Curah hujan tinggi juga memicu banjir di area perkebunan Sumatra Utara II karena luapan sungai di sekitarnya. 


Sedangkan dampak El Nino di perkebunan Pulau Belitung adalah kekeringan yang juga terjadi di perkebunan Kalimantan Barat

Baca Juga: Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Siapkan Capex US$ 36,8 Juta Sepanjang Tahun 2024

“Efek El Nino berbeda-beda di setiap wilayah, di mana di satu sisi mengalami cuaca kering ekstrim, namun di daerah lain ada hujan dengan intensitas tinggi,” ungkap Gilang, dalam Paparan Publik, Rabu (5/6). 

Selain itu  kondisi ekonomi serta isu geopolitik juga menyebabkan ketidakpastian di pasar global dan berdampak pada permintaan dan harga Crude Palm Oil (CPO) serta mempengaruhi keuangan ANJT.

Secara kinerja operasional, hingga kuartal I-2024, ANJT memproduksi 173.226 mt Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan inti pada kuartal I-2024, menurun 7,4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Produksi CPO juga tercatat menurun 5,7% YoY menjadi 56.601 mt, dibandingkan 60.051 mt pada posisi yang sama tahun lalu. Sementara untuk produksi Palm Kernel (PK), menurun 0,5% yoy ke angka 11,454 mt.

Namun, dengan berbagai upaya penanggulangan atas faktor-faktor yang menyebabkan penurunan ini, ANJT diklaim berhasil mengejar ketertinggalan produksi TBS di bulan April 2024. Sehingga produksi TBS selama periode Januari – April 2024 telah mendekati tingkat produksi di periode yang sama tahun lalu.  

Sedangkan dari sisi kinerja keuangan, ANJT mencatatkan pendapatan sebesar US$ 48,91 juta. Angka ini menurun 4,33% YoY dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 51,12 juta.

 
ANJT Chart by TradingView

Penurunan pendapatan tersebut utamanya disebabkan oleh masih rendahnya harga CPO pada periode ini jika dibandingkan posisi di kuartal pertama tahun 2023. 

Meskipun produksi lebih rendah dibanding kuartal I-2023, ANJT membukukan peningkatan EBITDA sebesar 28,6% menjadi US$ 8,5 juta dibandingkan capaian US$ 6,6 juta pada kuartal I-2023, Margin EBITDA pun naik menjadi 17,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara dari sisi laba rugi, pada kuartal I-2024, ANJT membukukan kerugian sebesar US$ 3,8 juta.

“Kami harapkan di akhir tahun 2024 apabila target produksi yang ditetapkan dapat tercapai, mungkin kami akan meningkatkan kinerja keuangan ANJT,” tambah Gilang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari