Austindo Nusantara perkirakan produksi TBS dan CPO meningkat hingga 6% di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) memperkirakan bisa menaikkan produksi tandan buah segar (TBS) dan crude palm oil (CPO) di tahun ini. Perusahaan ini memprediksi produksi TBS akan meningkat sebesar 6,1% menjadi 774.567 ton, di mana produksi TBS pada tahun sebelumnya sebesar 730.356 ton. Sedangkan produksi CPO meningkat sebesar 4,3% dari 210.247 ton menjadi 219.284 ton. Direktur Keuangan ANJT, Lucas Kurniawan mengatakan produksi tahun ini masih bisa ditingkatkan, lantaran pada 2017 kebun sawit ANJT di Ketapang, Kalimantan Barat masih belum berproduksi secara optimal karena merupakan kebun dengan usia muda.

Di 2018 akan ada penambahan jumlah lahan yang bisa dipanen, dan area yang dipanen di tahun sebelumnya semakin meningkat sampai mencapai tahapan puncak. Tak hanya itu, pada 2017 pun salah satu kebun ANJT di wilayah Sumatera Utara 1 masih dalam perbaikan karena adanya kemarau panjang tahun 2016. “Ini baru mulai pulih kembali sejak kuartal III 2017. Di 2017, faktor cuaca pun sangat mendukung,” terang Lucas kepada KONTAN, Selasa (23/1). Seiring dengan meningkatkannya target produksi CPO, ANJT pun menargetkan akan meningkatkan penjualan hingga 4% dibandingkan tahun 2017. Sayangnya, Lucas masih enggan menyebutkan berapa besar penjualan ANJT di tahun sebelumnya. Untuk mencapai target tersebut, ANJT pun akan fokus mengembangkan kebun kelapa sawit di Papua Barat, melanjutkan program peremajaan di Kebun Belitung dan Binanga, mengoptimalisasikan manajemen kebun dan pabrik yang bertujuan untuk mencapai hasil panen dan ekstraksi minyak yang optimum.  

Tak hanya itu, Lucas pun mengatakan ANJT akan terus melanjutkan pengembangan lini usaha non-sawit. “Kami akan menyelesaikan pembangunan unit Frozen Line untuk edamame di kuartal III 2018, dan meningkatkan produksi dan kualitas tepung sagu dari pabrik pengolahan sagu di Papua Barat secara bertahap,” ujar Lucas. Lucas pun optimistis harga CPO memiliki tren yang positif dalam jangka panjang. Hal ini bisa disimpulkan lewat perkembangan harga dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mempengaruhi harga CPO, dari analis pihak ketiga, serta asosiasi kelapa sawit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina