KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya (ANJT) akan menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 1,2 triliun di tahun 2018. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan pabrik (mill) di Papua Barat dengan anggaran sebesar Rp 189 miliar, pembangunan unit frozen line untuk ekspor edamame sebesar Rp 86 miliar, dan lainnya digunakan untuk pembangunan infratruktur di Papua Barat serta untuk modal penanaman di Papua. Tak hanya itu, dana belanja modal tersebut pun akan digunakan untuk melakukan peremajaan (Replanting) di kebun sawit Belitung. Di tahun ini, ANJT memang akan melanjutkan peremajaan kebun sawit. “Pada 2018 ANJ menargetkan peremajaan di kebun Belitung dan Binanga . Dari dua kebun tersebut akan ada lahan seluas 1.500 ha yang akan diremajakan,” ujar Direktur Keuangan ANJT, Lucas Kurniawan kepada KONTAN, Selasa (24/1). Meski sektor sawit menyumbang pendapatan utama ANJT, namun perusahaan ini pun terus mengembangkan produk non-sawitnya seperti sagu dan Edamame. ANJT memproyeksi produksi edamame segar akan meningkat. Ditambah, tahun ini ANJT tengah fokus menyelesaikan pembangunan unit frozen line serta mendapatkan sertifikasi keamanan pangan . Dengan begitu kami dapat memulai ekspor edamame beku di 2019,” terang Lucas. Sampai saat ini pembangunan unit frozen line ini masih sesuai dengan perencanaan. ANJT berencana pabrik ini akan selesai pada kuartal III 2018. ANJ pun sudah menjalin kerjasama dengan AJI HK Ltd (AJI), salah satu anak perusahaan Asia Foods Group untuk menggarap ekspor edamame beku. Khusus komoditas sagu, ANJT pun berupaya untuk terus meningkatkan produksinya. Menurut Lucas, ANJT masih terus menguji coba alat-alat panen dan produksi yang sesuai dengan tanaman sagu alam di Papua Barat. Dia berharap uji coba ini akan menunjukkan hasil di kuartal III 2018. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Austindo Nusantara siapkan belanja modal Rp 1,2 triliun di 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya (ANJT) akan menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 1,2 triliun di tahun 2018. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan pabrik (mill) di Papua Barat dengan anggaran sebesar Rp 189 miliar, pembangunan unit frozen line untuk ekspor edamame sebesar Rp 86 miliar, dan lainnya digunakan untuk pembangunan infratruktur di Papua Barat serta untuk modal penanaman di Papua. Tak hanya itu, dana belanja modal tersebut pun akan digunakan untuk melakukan peremajaan (Replanting) di kebun sawit Belitung. Di tahun ini, ANJT memang akan melanjutkan peremajaan kebun sawit. “Pada 2018 ANJ menargetkan peremajaan di kebun Belitung dan Binanga . Dari dua kebun tersebut akan ada lahan seluas 1.500 ha yang akan diremajakan,” ujar Direktur Keuangan ANJT, Lucas Kurniawan kepada KONTAN, Selasa (24/1). Meski sektor sawit menyumbang pendapatan utama ANJT, namun perusahaan ini pun terus mengembangkan produk non-sawitnya seperti sagu dan Edamame. ANJT memproyeksi produksi edamame segar akan meningkat. Ditambah, tahun ini ANJT tengah fokus menyelesaikan pembangunan unit frozen line serta mendapatkan sertifikasi keamanan pangan . Dengan begitu kami dapat memulai ekspor edamame beku di 2019,” terang Lucas. Sampai saat ini pembangunan unit frozen line ini masih sesuai dengan perencanaan. ANJT berencana pabrik ini akan selesai pada kuartal III 2018. ANJ pun sudah menjalin kerjasama dengan AJI HK Ltd (AJI), salah satu anak perusahaan Asia Foods Group untuk menggarap ekspor edamame beku. Khusus komoditas sagu, ANJT pun berupaya untuk terus meningkatkan produksinya. Menurut Lucas, ANJT masih terus menguji coba alat-alat panen dan produksi yang sesuai dengan tanaman sagu alam di Papua Barat. Dia berharap uji coba ini akan menunjukkan hasil di kuartal III 2018. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News