Australia bakal buka keran ekspor setelah ada standardisasi RPH dengan Indonesia



JAKARTA. Meski Australia masih menghentikan ekspor sapi bakalan ke Indonesia, tapi Indonesia tak khawatir akan kekurangan pasokan sapi bakalan. Menteri Pertanian Suswono mengatakan ke depan Indonesia akan memperketat impor sapi dan mengutamakan sapi lokal untuk pemenuhan kebutuhan daging dalam negeri. "Dari tahun ke tahun kita akan terus mengurangi impornya," ujarnya seusai bertemu dengan Joe Ludwig Menteri Pertanian, Kehutanan dan Kelautan (Federal) Australia di Jakarta Senin (20/6).Ia menambahkan, saat ini Kementan sudah mengimbau para importir dan feedloter untuk mengutamakan pasokan sapi lokal. Jika pasokan dari dalam negeri belum mencukupi, sisanya baru akan dipenuhi dari impor. Meski begitu, Suswono bilang kepastian pasokan sapi dari dalam negeri baru bisa diketahui setelah sensus ternak selesai pada Juli nanti.Sementara itu, dalam pertemuan antara Suswono dan Joe Ludwig sepakat untuk segera menyelesaikan masalah penghentian sementara ekspor sapi bakalan ke Indonesia ini. Suswono bilang, tim ahli dari kedua negara saat ini sudah mulai merumuskan standardisasi Rumah Potong Hewan (RPH) yang sesuai dengan kaidah kesejahteraan hewan (animal welfare). "Kalau sudah ada kesepakatan bersama mengena standar ini, dan sudah diidentifikasi RPH yang sudah memenuhi standar, baru Australia melakukan verifikasi untuk segera membuka kembali ekspor sapi ke Indonesia," jelasnya.Hanya saja, Suswono belum bisa mengemukakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyusunan standar bersama dan verifikasi terhadap RPH. Yang jelas, Indonesia dan Australia harus memiliki kesepakatan mengenai standardisasi ini agar tidak ada masalah di kemudian hari.Joe Ludwig juga berharap, masalah ekspor sapi ke Indonesia bisa segera selesai. Ia bilang, pihaknya sudah memberikan panduan yang akan didiskusikan bersama dengan Indonesia mengenai hal-hal yang berkaitan dengan animal welfare. "Setelah Indonesia bisa menerapkan panduan ini, saya harap ekspor impor akan bisa berjalan kembali," kata Ludwig.Terry Redman, Menteri Pertanian, Pangan, Kehutanan, dan Jasa Korektif Australia Barat mengatakan akibat penghentian ekspor sapi oleh Australia, para eksportir sapi bakalan asal Australia Barat menderita banyak kerugian. "Kerugian akibat penghentian ekspor ini bisa mencapai ratusan juta dollar Australia," katanya.Asal tahu saja, sekitar 50% ekspor sapi bakalan hidup Australia berasal dari Australia Barat. Tahun 2010 lalu, ekspor sapi bakalan asal Australia menyumbang A$ 319 juta atau setara dengan US$ 342 juta. Dari total ekspor sapi bakalan Australia, sekitar 60% diekspor ke Indonesia. Hingga Juni 2012 nanti, total nilai ekspor sapi asal Australia diperkirakan mencapai A$ 753 juta. Karenanya, Terry berharap ke depan Australia Barat seharusnya bisa kembali mengirim sapi bakalannya ke RPH yang telah memenuhi persyaratan animal welfare. Hanya saja, menurutnya, keputusan ini tergantung pada hasil kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini