KONTAN.CO.ID - KUANTAN. Lynas Rare Earths Ltd mendapatkan hibah sebesar A$ 14,8 juta atau setara US$ 10,9 juta dari Australia untuk mengkomersialkan proses pemurnian mineral baru yang menghasilkan karbonat tanah jarang dengan kemurnian tinggi. Mengutip Reuters, dana hibah itu datang ketika negara-negara di seluruh dunia mencari cara mengekang ketergantungan mereka pada China untuk mineral khusus, yang digunakan dalam berbagai produk termasuk kendaraan listrik, telepon pintar, dan peralatan militer. Lynas yang merupakan produsen logam tanah jarang terbesar di dunia selain China menyebutkan, proses pemurnian baru akan digunakan di fasilitas pemrosesan senilai A$ 500 juta yang rencananya berlokasi di Kalgoorlie, Australia Barat.
Australia beri hibah US$ 10,9 juta ke Lynas untuk proses pemurnian logam tanah jarang
KONTAN.CO.ID - KUANTAN. Lynas Rare Earths Ltd mendapatkan hibah sebesar A$ 14,8 juta atau setara US$ 10,9 juta dari Australia untuk mengkomersialkan proses pemurnian mineral baru yang menghasilkan karbonat tanah jarang dengan kemurnian tinggi. Mengutip Reuters, dana hibah itu datang ketika negara-negara di seluruh dunia mencari cara mengekang ketergantungan mereka pada China untuk mineral khusus, yang digunakan dalam berbagai produk termasuk kendaraan listrik, telepon pintar, dan peralatan militer. Lynas yang merupakan produsen logam tanah jarang terbesar di dunia selain China menyebutkan, proses pemurnian baru akan digunakan di fasilitas pemrosesan senilai A$ 500 juta yang rencananya berlokasi di Kalgoorlie, Australia Barat.