Australia dan Selandia Baru Longgarkan Lockdown, Pantai dan Restoran Kembali Ramai



KONTAN.CO.ID - DW. New South Wales (NSW), negara bagian terpadat di Australia telah mengumumkan pada hari ini Selasa (28/04), akan melonggarkan beberapa aturan pembatasan pergerakan.

Pantai Bondi dan dua pantai terdekatnya di Sydney dibuka kembali untuk penduduk setempat pada hari ini Selasa (28/04). NSW merupakan wilayah yang memiliki hampir setengah dari kasus-kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Australia. NSW mengizinkan hingga dua orang dewasa bertamu atau mengunjungi rumah orang lain mulai Jumat (01/05) mendatang, dan mulai melonggarkan pembatasan pergerakan yang tidak penting.

"Dua orang dewasa akan dapat pergi dan mengunjungi siapa pun ke rumah mereka atas dasar alasan perawatan, atas dasar mengurangi isolasi sosial dan (meningkatkan) kesehatan mental setiap orang,” ujar Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian.


Berejiklian menambahkan, anak-anak diizinkan untuk menemani orang dewasa dalam kunjungan rumah, namun orang-orang yang merasa tidak sehat harus tetap tinggal di rumah.

Negara-negara bagian di Australia mulai melonggarkan beberapa pembatasan karena tingkat infeksi lokal terbaru melambat dari 25 persen pada bulan lalu, menjadi hanya 1 persen per hari. Negara ini telah mencatat 6.723 kasus positif dan 84 kematian terkait dengan COVID-19.

Pemerintah NSW telah mendirikan pusat pengujian virus corona dan mendorong orang-orang untuk menjalani tes, terlepas dari apakah mereka memiliki gejala atau tidak.

Warga Selandia Baru serbu restoran cepat saji

Sementara di Selandia Baru, warga berbondong-bondong antre untuk membeli burger, kentang goreng, dan kopi pada hari ini Selasa (28/04) di restoran cepat saji. Sekitar 400.000 orang kembali bekerja setelah Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan pelonggaran pembatasan di negaranya.

"Sulit untuk menjelaskan seberapa enak rasanya," kata Christopher Bishop, seorang anggota parlemen, di Twitter setelah memposting foto sembari memegang gelas kopi yang ia bawa pulang.

Antrean panjang di gerai-gerai restoran cepat saji di Auckland dan Wellington, telah terlihat sejak Selasa (28/04) dini hari. Lima juta penduduk Selandia Baru disebut menjalani salah satu masa lockdown paling ketat di dunia. Sebelumnya, Ardern memberlakukan lockdown di sebagian besar negara itu mulai 26 Maret silam.

Ardern mengatakan langkah-langkah itu telah membuahkan hasil. Selandia Baru telah melaporkan hanya 1.122 kasus yang dikonfirmasi positif COVID-19. Selandia Baru juga memiliki tingkat kematian terendah di dunia yakni 19 orang meninggal akibat COVID-19.

"Kami dapat mengatakan dengan yakin bahwa kami tidak memiliki transmisi masyarakat di Selandia Baru. Kiatnya sekarang adalah mempertahankannya," ujar Ardern kepada Radio Selandia Baru, Selasa (28/04).

Ardern menambahkan ketika dirinya bicara tentang “penghapusan” lockdown, bukan berarti Selandia Baru memiliki nol kasus. “Penghapusan” yang ia maksud adalah tidak ada toleransi untuk kasus- kasus baru terkait COVID-19.

Namun, seorang ahli mikrobiologi dan profesor di Universitas Auckland, Siouxsie Wiles, memperingatkan bahwa virus dapat kembali jika tindakan penguncian dilonggarkan terlalu cepat.

"Jika kita lengah satu menit, sekali lagi kita akan menuju wabah yang serius. Dan kita telah melihat ini terjadi di luar negeri," tulis Wiles dalam sebuah kolom di situs berita online The Spinoff.

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti