KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Australia akan memproduksi Rudal Serang Laut jarak jauh dan Rudal Serang Gabungan bersama Kongsberg Defence dari Norwegia di kota Newcastle di pantai timur Australia, satu-satunya lokasi di luar Norwegia. Menteri Industri Pertahanan Pat Conroy mengatakan pemerintah Australia akan menggelontorkan dana sekitar US$574 juta untuk membangun fasilitas manufaktur dengan Kongsberg di kawasan Bandara Newcastle akhir tahun ini, rencananya produksi akan dimulai pada tahun 2027. Rudal jelajah antikapal akan digunakan oleh Angkatan Pertahanan Australia dan juga diekspor oleh sekutu keamanan Amerika Serikat.
Baca Juga: India Melampaui China dan Menjadi Pembeli Minyak Terbesar Rusia pada Bulan Juli Itu akan menjadi satu dari hanya dua fasilitas di dunia yang mampu memproduksi rudal, dan satu-satunya lokasi di luar Kongsberg, Norwegia. Australia mengatakan akan membangun pabrik senjata berpemandu di bawah perombakan pertahanan untuk meningkatkan kemampuan serangan presisi jarak jauh Angkatan Pertahanan Australia, di tengah meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik. "Ada permintaan global yang besar dan kendala pada rantai pasokan di seluruh dunia. Jadi, tidak hanya biaya yang kompetitif untuk membangunnya di sini, tetapi juga akan mengirimkan rudal lebih cepat daripada jika kita mengandalkan jalur produksi di luar negeri," kata Conroy dalam konferensi pers di Newcastle. "Ada peluang ekspor yang besar juga untuk rudal ini." Misil Serangan Angkatan Laut digunakan oleh Marinir AS untuk melengkapi truk darat untuk kemampuan antikapal, kata Conroy. "Kami akan memiliki kapasitas tidak hanya untuk mempertahankan dan memperbarui rudal kami; kami berpotensi melakukannya untuk pasukan Amerika Serikat yang mungkin ditempatkan di Indo-Pasifik," katanya. Sekitar 2.000 Marinir AS memiliki kehadiran bergilir di Australia utara selama enam bulan dalam setahun. Joint Strike Missile merupakan satu-satunya rudal serang yang dapat dibawa di kompartemen senjata jet tempur F-35.
Australia memiliki dua skuadron pesawat tempur siluman F-35, yang bermarkas di Williamtown dekat Newcastle dan di Pangkalan RAAF Tindal di Australia utara, yang sedang ditingkatkan oleh Amerika Serikat untuk juga menampung pesawat pembom AS. Di kawasan Indo Pasifik, Jepang dan Korea Selatan memiliki skuadron F-35 sementara Singapura telah memesan jet tempur tersebut. Australia juga tengah mengembangkan rudal hipersonik dengan Amerika Serikat, dan akan mulai memproduksi bersama rudal berpemandu dengan Amerika Serikat tahun depan.
Baca Juga: Walmart Lepas Kepemilikan di JD.com Senilai US$ 3,7 Miliar Editor: Tri Sulistiowati