Australia ingin tanam modal di sektor maritim



Jakarta. Australia berminat investasi di Indonesia di bidang maritim. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) klaim sektor jasa pesiar kapal wisata (cruise), industri galangan kapal dan budidaya lobset yang menjadi incaran. Dari tiga bidang usaha itu adanya minat investasi sebesar US$ 172 juta atau Rp 2,3 Triliun dengan kurs Rp 13.900.

Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan minat investasi yang diidentifikasi oleh kantor perwakilan BKPM di Sydney tersebut terdiri dari minat investasi terminal pelabuhan US$ 30 juta. Lalu investasi operator pelabuhan tanjung siapi-api dengan nilai investasi US$ 120 juta, rencana perluasan investasi di bidang jasa wisata kapal pesiar senilai US$ 7 juta; investasi baru di bidang galangan kapal senilai US$ 10 juta; dan minat investasi di bidang budidaya lobster senilai US$ 5 juta.

“Lima perusahaan tersebut berlokasi di negara bagian Western Australia. Oleh karena itu, kantor perwakilan BKPM berkoordinasi dengan perwakilan RI di Perth,” paparnya dalam keterangan resmi ke media, Minggu (6/3).


Franky menyampaikan bahwa investor Australia saat ini dapat langsung memulai konstruksi usahanya dengan memilih 14 kawasan industri yang ditetapkan mendapatkan fasilitasi kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK). “Dengan kemudahan yang ditawarkan yang menjadi daya tarik, oleh karena itu ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh investor Australia,” ungkapnya.

Sementara Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) di Sydney Sri Moertiningroem mengaku telah menjalin koordinasi dengan Australia Indonesia Business Council (AIBC) di Perth untuk secara khusus memonitor minat investasi yang disampaikan. “Selain dengan AIBC, kami juga terus menyampaikan perbaikan kemudahan investasi di Indonesia kepada investor bekerjasama dengan counter part BKPM yakni Austrade di tingkat federal serta lembaga promosi investasi yang dimiliki oleh negara bagian Western Australia,” lanjutnya.

Dari data BKPM tahun 2015, realisasi investasi Australia berada di peringkat 12 sebesar US$ 167 juta terdiri atas 443 proyek. Sementara dalam posisi sejak periode 2010-2015, tercatat investasi yang masuk ke Indonesia dari Australia sebesar US$ 2,07 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto