Australia sebut Facebook akan pulihkan layanan usai perubahan aturan



KONTAN.CO.ID - CANBERRA. Facebook Inc akan memulihkan halaman berita Australia dalam beberapa hari ke depan setelah Canberra setuju untuk mengubah undang-undang yang akan memaksa raksasa media sosial itu membayar perusahaan media untuk konten berita.

Australia dan Facebook telah terjebak dalam kebuntuan selama lebih dari seminggu karena Canberra mendorong langkah tersebut, yang ditujukan untuk raksasa teknologi, seperti Facebook dan Alphabet Inc.

Di lansir dari Reuters, Selasa (23/2). Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg dan Facebook mengatakan, kesepakatan telah dicapai pada aspek-aspek utama hukum, yang ditentang keras oleh perusahaan teknologi.

Baca Juga: Vietnam perkuat sistem pertahanan demi hadapi China di Kepulauan Spratly

"Sebagai hasil dari perubahan ini, kami sekarang dapat bekerja untuk melanjutkan investasi kami dalam jurnalisme kepentingan publik, dan memulihkan berita di Facebook untuk warga Australia dalam beberapa hari mendatang," kata Will Easton, Direktur Pelaksana Facebook Australia.

Perusahaan media sosial itu memicu kemarahan global pekan lalu dengan menutup-nutupi berita untuk para penggunanya di Australia dan secara tidak sengaja memblokir serangkaian halaman Facebook non-berita yang terkait dengan segala hal mulai dari amal kanker hingga layanan tanggap darurat.

Perdana Menteri Scott Morrison dengan marah menuduh Facebook membuat keputusan untuk "tidak berteman" dengan Australia.

Baca Juga: Xi Jinping berharap China bisa menjalin kerja sama lebih luas dengan Mesir

Tetapi telah terjadi kesepakatan pada menit terakhir, karena parlemen tampaknya akan mengesahkan undang-undang pada minggu ini. Berarti Facebook dan Google tidak akan dihukum selama mereka mencapai beberapa kesepakatan dengan perusahaan media lokal untuk membayar berita.

Mereka juga akan mendapatkan dua bulan tambahan untuk menjadi perantara perjanjian tersebut. "Kami senang bahwa kami dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintah Australia dan menghargai diskusi konstruktif yang telah kami lakukan," kata Easton.

Selanjutnya: Donald Trump tawari tumpangan pulang dengan Air Force One, Kim Jong Un menolak

Editor: Tendi Mahadi