Australia tetap gunakan vaksin AstraZeneca meski 13 negara tangguhkan penggunaannya



KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Australia kembali menegaskan tidak memiliki rencana untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca walau sejumlah negara Eropa memilih menangguhkan sementara pemberian vaksin setelah laporan kemungkinan adanya efek samping yang serius.

Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan, keputusan Australia ini sejalan dengan regulator obat-obatan Eropa dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkonfirmasi bahwa vaksin AstraZeneca PLC efektif dan aman digunakan.

"Jadi kami akan terus melanjutkan peluncuran vaksin AstraZeneca," kata Frydenberg kepada Sky News seperti dikutip Reuters


Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Portugal, dan Siprus bergabung dengan beberapa negara Eropa lainnya untuk sementara menangguhkan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca setelah laporan tentang pendarahan, penggumpalan darah, dan jumlah trombosit yang rendah usai mendapatkan suntikan vaksin tersebut.

Sebelumnya, WHO menegaskan tidak ada kematian yang terdokumentasi terkait dengan vaksin Covid-19 dan masyarakat pun tidak boleh panik.

Baca Juga: Daftar 13 negara yang tangguhkan vaksin AstraZeneca, Indonesia termasuk

Mayoritas dari 25 juta orang Australia akan diinokulasi dengan vaksin AstraZeneca dan pihak berwenang telah mendapatkan hampir 54 juta dosis, dengan 50 juta bakal diproduksi secara lokal mulai akhir Maret.

Australia memulai program imunisasi nasionalnya bulan lalu, lebih lambat dari banyak negara lain, dan memulai vaksinasi pertama menggunakan vaksin AstraZeneca pada pekan lalu.

Pemerintah berencana untuk meningkatkan vaksinasi nasional menjadi 1 juta per minggu pada awal April ketika vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal tersedia.

Pihak berwenang bertujuan untuk memberikan dosis pertama vaksin ke seluruh negeri pada bulan Oktober.

Australia telah melaporkan lebih dari 29.100 kasus Covid-19 dan 909 kematian, dengan penutupan perbatasan dan sistem pelacakan cepat membantu menjaga jumlahnya relatif rendah dibandingkan dengan negara maju lainnya.

Selanjutnya: Ada kasus vaksin AstraZeneca, WHO imbau negara-negara untuk tidak hentikan vaksinasi

Editor: Anna Suci Perwitasari