Avrist AM Optimistis Pelemahan IHSG Bulan Mei Hanya Sementara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham dalam tren menurun. Namun, Avrist Asset Management menilai saat ini waktu yang tepat untuk masuk ke pasar saham. Jumat (13/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun 0,03% ke level 6.597. Dalam satu bulan terakhir IHSG terkoreksi 8,81%. 

Sementara, kinerja reksadana saham yang tercermin dalam Infovesta Equity Fund Index juga terkoreksi meski tidak sedalam IHSG, yaitu sebesar 4,48% per Kamis (12/5) dalam satu bulan terakhir. 

Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu memandang koreksi IHSG saat ini merupakan kesempatan untuk beli atau masuk ke instrumen saham. Ika optimistis tahun ini pasar saham dalam negeri masih berpotensi memberikan imbal hasil positif karena didukung oleh pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, pertumbuhan pendapatan emiten juga kompak mencapai dua digit. 


Baca Juga: Saham-Saham Mini Melonjak di Tengah Pelemahan Big Caps

Faktor positif lain yang mendukung IHSG akan bangkit adalah inflasi yang masih terkendali dalam kisaran target Bank Indonesia, rupiah relatif stabil, surplus neraca perdagangan, dan harga komoditas ekspor masih relatif tinggi. Ika memproyeksikan faktor ini akan menjadi penggerak kenaikan IHSG ke depan. 

Namun, memang investor perlu waspada pada risiko kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang agresif. Risiko lain yang perlu diamati adalah penguatan dollar AS, inflasi jika mulai naik di atas kisaran BI, dan yield SUN terus naik. 

"Perlu dicermati juga penguatan dollar AS yang dapat menjadi faktor negatif bagi harga komoditas," kata Ika, Jumat (13/5). Belum lagi, risiko sell in May an go away apakah akan terus berlanjut. 

Baca Juga: IHSG Terjun 8,73% Sepekan, Net Sell Mencapai Rp 9,11 Triliun

Di tengah kondisi pasar saham yang terkoreksi, Ika cenderung fokus pada sektor perbankan, barang konsumsi dan retailer untuk mengisi portofolio reksadana saham. Menurut Ika, sektor tersebut akan diuntungkan dengan momentum pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih kuat. Sementara, sektor komoditas juga Ika pandang menarik di tengah perang Rusia dan Ukraina. 

Ika menyarankan di tengah kondisi saham yang sedang turun tajam, maka cash is the king. "Dengan memiliki cash yang cukup maka dapat melakukan pembelian saham atau reksadana saham di harga atau NAV/unit yang rendah," kata Ika. 

Ika memproyeksikan target IHSG di akhir 2022 tumbuh ke 7.700. Target ini dengan asumsi pertumbuhan emiten mencapai 17%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati