JAKARTA. Pada Januari 2014 mendatang, sekitar 364 unit bus ukuran sedang milik Pemprov DKI akan beroperasi guna mengisi kelowongan rute trayek angkutan yang selama ini mati dan ditinggalkan para operator angkutan umum. Dinas Perhubungan DKI Jakarta memang telah membeli 364 unit bus sedang dan siap untuk wara-wiri di jalanan ibukota tahun depan. "Bus-bus ukuran sedang ini yang akan menghidupkan rute yang selama ini mati dan sudah ditinggalkan oleh operator angkutan umum," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono akhir pekan lalu . Menurut Pristono, jumlah penumpang pada rute trayek angkutan yang sudah mati itu cukup besar dan kebanyakan dari mereka kembali menggunakan kendaraan pribadi karena tidak terangkut angkutan umum. Salah satu rute yang telah mati tersebut di antaranya adalah Kampung Rambutan-Kota. Menurutnya, rute yang dulunya diisi oleh operator bus Mayasari Bhakti ini sebelumnya memiliki penumpang yang ramai, namun rute trayek ini mati sekitar 2 tahun silam. Ia berharap, dengan menghidupkan kembali trayek-trayek tersebut, maka masyarakat dapat kembali naik angkutan umum. Terlebih bus baru yang akan beroperasi nanti dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman dan semua akan terintegrasi transjakarta yang bakal membuat perjalanan makin singkat. Pristono menyatakan, banyaknya trayek angkutan umum yang mati tersebut disebabkan buruknya manajemen operator angkutan umum. Banyak bus yang akhirnya harus dikandangkan karena perawatannya kurang baik. Selain itu, ratusan bus sedang ini juga nantinya akan digunakan untuk mengisi trayek yang mempunyai armada bus sedikit. Dengan penambahan armada bus tersebut, maka akan mengurangi waktu tunggu (headway) penumpang terhadap bus. Pengamat transportasi dan perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menilai upaya Pemprov DKI dalam menyediakan bus sedang ini merupakan cara yang baik untuk memfasilitasi penyediaan moda transportasi yang manusiawi di Jakarta. "Selama ini keengganan masyarakat naik kendaraan umum bukan hanya karena rute atau trayeknya yang tidak ada tapi juga karena kondisi angkutannya yang memprihatinkan, sehingga kendaraan pribadi jadi pilihan," katanya. Yayat mengatakan upaya Pemprov DKI meremajakan angkutan ini jangan sampai tertunda lagi dan harus segera diimplementasikan, mengingat makin hari kemacetan di Jakarta sudah makin parah. Menurutnya, banyak warga Jakarta yang masih menaruh harapan agar transjakarta dan angkutan umum yang terintegrasi busway pelayanannya semakin baik.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Awal 2014, 364 bus DKI isi trayek lama yang mati
JAKARTA. Pada Januari 2014 mendatang, sekitar 364 unit bus ukuran sedang milik Pemprov DKI akan beroperasi guna mengisi kelowongan rute trayek angkutan yang selama ini mati dan ditinggalkan para operator angkutan umum. Dinas Perhubungan DKI Jakarta memang telah membeli 364 unit bus sedang dan siap untuk wara-wiri di jalanan ibukota tahun depan. "Bus-bus ukuran sedang ini yang akan menghidupkan rute yang selama ini mati dan sudah ditinggalkan oleh operator angkutan umum," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono akhir pekan lalu . Menurut Pristono, jumlah penumpang pada rute trayek angkutan yang sudah mati itu cukup besar dan kebanyakan dari mereka kembali menggunakan kendaraan pribadi karena tidak terangkut angkutan umum. Salah satu rute yang telah mati tersebut di antaranya adalah Kampung Rambutan-Kota. Menurutnya, rute yang dulunya diisi oleh operator bus Mayasari Bhakti ini sebelumnya memiliki penumpang yang ramai, namun rute trayek ini mati sekitar 2 tahun silam. Ia berharap, dengan menghidupkan kembali trayek-trayek tersebut, maka masyarakat dapat kembali naik angkutan umum. Terlebih bus baru yang akan beroperasi nanti dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman dan semua akan terintegrasi transjakarta yang bakal membuat perjalanan makin singkat. Pristono menyatakan, banyaknya trayek angkutan umum yang mati tersebut disebabkan buruknya manajemen operator angkutan umum. Banyak bus yang akhirnya harus dikandangkan karena perawatannya kurang baik. Selain itu, ratusan bus sedang ini juga nantinya akan digunakan untuk mengisi trayek yang mempunyai armada bus sedikit. Dengan penambahan armada bus tersebut, maka akan mengurangi waktu tunggu (headway) penumpang terhadap bus. Pengamat transportasi dan perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menilai upaya Pemprov DKI dalam menyediakan bus sedang ini merupakan cara yang baik untuk memfasilitasi penyediaan moda transportasi yang manusiawi di Jakarta. "Selama ini keengganan masyarakat naik kendaraan umum bukan hanya karena rute atau trayeknya yang tidak ada tapi juga karena kondisi angkutannya yang memprihatinkan, sehingga kendaraan pribadi jadi pilihan," katanya. Yayat mengatakan upaya Pemprov DKI meremajakan angkutan ini jangan sampai tertunda lagi dan harus segera diimplementasikan, mengingat makin hari kemacetan di Jakarta sudah makin parah. Menurutnya, banyak warga Jakarta yang masih menaruh harapan agar transjakarta dan angkutan umum yang terintegrasi busway pelayanannya semakin baik.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News