Awal 2017, SMMA rilis MTN Rp 1 triliun



JAKARTA. PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA) berniat menghimpun pendanaan jumbo tahun depan. Emiten Grup Sinarmas di bidang finansial ini siap menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) Januari 2017.

SMMA berencana merilis MTN melalui anak usahanya. Tapi, perusahaan yang berdiri 1982 silam ini belum mau mengungkap identitas anak usaha yang bakal mengeluarkan surat utang itu. Yang jelas, "Nilainya maksimal Rp 1 triliun," kata Direktur SMMA Kurniawan Udjaja kemarin.

Di akhir tahun ini, SMMA setidaknya sudah menghimpun pendanaan melalui aksi korporasi anak usahanya, PT Sinar Mas Multifinance. Pada 15 Desember 2016, perusahaan ini merilis Obligasi Sinar Mas Multifinance III Tahun 2016 senilai Rp 500 miliar. Surat utang bertenor lima tahun itu berbunga 9,5% per tahun.


Perusahaan pembiayaan itu juga menerbitkan MTN Sinar Mas Multifinance II Tahun 2016 senilai Rp 500 miliar. Surat utang bertenor tiga tahun ini menawarkan bunga 9,5% per tahun. Targetnya, transaksi MTN ini rampung 23 Desember 2016.

Kurniawan juga belum mau membeberkan aksi korporasi lain yang bakal dilakukan tahun depan. Untuk memutuskan agenda bisnis di 2017 mendatang, SMMA saat ini masih mencermati perkembangan perekonomian domestik dan global.

Belanja modal

Tapi, saat ini SMMA optimistis dengan perkembangan ekonomi tahun depan. Soalnya, mereka memiliki keyakinan, pemerintah bakal menggenjot proyek infrastruktur sepanjang 2017.

Dampaknya, SMMA dan anak usahanya akan mendapatkan efek positif dari program itu. Karena itu, SMMA membidik pertumbuhan pendapatan 10%–15% pada 2017. Kurniawan bilang, pertumbuhan itu bisa lebih di level anak usaha.

Untuk belanja modal, SMMA menganggarkan dana Rp 667 miliar untuk tahun depan. "Yang paling besar besar adalah Bank Sinarmas yakni Rp 564 miliar," tutur Kurniawan. Belanja modal ini akan digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti peningkatan sistem dan software.

Kurniawan enggan menjelaskan, dari mana sumber pendanaan belanja modal tersebut. Meski demikian, ia mengatakan, beberapa anak usaha, seperti di bidang asuransi, sekuritas, dan multifinance, lebih banyak mengandalkan internal cashflow.

Hingga akhir kuartal III 2016, SMMA mencatatkan kenaikan pendapatan jadi Rp 17,27 triliun. Jumlah ini tumbuh 57% dibanding pendapatan di kuartal III 2015 senilai Rp 11 triliun. Adapun laba bersih perusahaan yang awal berdiri bernama PT Internas Artha Leasing Company menanjak 106% menjadi Rp 833 miliar.

Analis NH Korindo Securities Bima Setiaji menilai, langkah SMMA menerbitkan MTN adalah untuk mendanai kebutuhan ekspansi pembiayaan tahun depan. Ekspansi SMMA antara lain pembiayaan mobil dan motor bekas. Sektor ini akan bertumbuh sehingga memicu kenaikan permintaan pembiayaan konsumer.

"Saya melihat, dengan kupon MTN di kisaran 9%–9,5% cukup menggiurkan sehingga ini harusnya terserap maksimal oleh investor," ujar dia.

Secara fundamental, dari sisi likuditas, current ratio SMMA berada di atas 1 kali. Posisi ini menunjukkan, perusahaan tersebut mampu memenuhi likuiditas jangka pendek. Plus, gearing ratio SMMA mencapai 1,9 kali. Level itu memperlihatkan tingkat utangnya masih terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini