Awal 2018, harga komoditas pangan masih tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2018, harga beberapa komoditas pangan masih tinggi. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan beberapa komoditas tersebut adalah minyak goreng, cabai, telur ayam, dan gula. Saat ini harga minyak goreng menyentuh harga Rp 12.800 per liter, harga cabai rawit merah sebesar Rp 51.500 per kg, harga telur sekitar Rp 26.500, sementara harga gula mencapai Rp 13.500. Menurut Abdullah, kenaikan harga tersebut dipengaruhi beberapa faktor. Mulai dari persoalan distribusi serta produksi yang berkurang.

"Untuk cabai misalnya, ada beberapa petani yang tidak mau panen karena takut rusak karena hujan. Mereka juga takut nanti ketika dikirim terkena hujan serta merusak kualitas," jelas Abdullah kepada KONTAN, Selasa (2/1). Abdullah mengungkap, harga telur ayam sudah meningkat sejak pertengahan Desember, sementara harga bahan pangan lainnya merangkak naik sebelum hari raya natal. Dia pun mengatakan harga pangan lainnya sudah mulai kembali ke harga normal. Abdullah pun menjelaskan, harga beras masih stabil. Namun, saat ini pasokan beras medium berkurang di pasaran. Menurutnya, masih ada beberapa pedagang yang berlaku curang dengan mengoplos beras medium dengan beras premium lantaran rentang harganya yang cukup menguntungkan. Saat ini, Abdullah berpendapat pasokan bahan pangan masih mencukupi lantaran permintaan masyarakat yang lebih rendah daripada tahun sebelumnya. "Meski harga naik, tetapi permintaan tahun ini lebih rendah dibandingkan sebelumnya," katanya. Tjahya Widayanti Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) pun menjelaskan bahwa stok komoditas pangan secara umum masih aman. Meski begitu, dia pun mengakui masih ada beberapa komoditas pangan yang harganya masih tinggi. "Jika dilihat, rata-rata nasional yang agak tinggi antara lain telur, daging ayam dan cabai. Telur dan daging jufa sudah mulai turun," jelasnya. Meski begitu, Tjahya berpendapat, Kemdag sudah berkoordinasi dengan Kementerian dan Perum Bulog dalam menstabilisasikan harga pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina