Awal 2018, kredit mikro bank swasta makin tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2018 ini, kredit mikro bank swasta makin tertekan oleh Bank BUMN. Hal ini bisa dilihat dari statistik perbankan Indonesia (SPI) bulan Februari 2018 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa (17/4) lalu.

Berdasarkan data OJK, penyaluran kredit mikro bank swasta sampai Februari 2018 sebesar Rp 16,8 triliun atau naik 8,15% secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan pada saat yang sama penyaluran kredit mikro bank BUMN Rp 179,2 triliun atau naik 17,7% yoy.

Sedangkan jika dilihat dari pangsa pasar, kredit mikro bank swasta sampai Februari 2018 sebesar 8,11% atau jauh tertinggal dari pangsa pasar kredit mikro bank BUMN 86,06%. Market share kredit mikro bank swasta juga trennya turun dari 8,8% pada Februari 2017 menjadi 8,1% pada Februari 2018.


Jika dilihat, NPL (rasio kredit bermasalah) kredit mikro bank swasta lebih tinggi dibandingkan bank BUMN. NPL kredit mikro bank swasta 3,48% sedangkan NPL mikro bank BUMN 1,92%. Namun, dibandingkan tahun sebelumnya NPL kredit mikro bank swasta sudah membaik.

Hal ini ditunjukkan dengan membaiknya NPL kredit mikro bank swasta dari Februari 2017 yang sebesar 4,86% menjadi 3,48% pada Februari 2018. Sedangkan NPL kredit mikro bank BUMN justru naik dari 1,8% pada Februari 2017 menjadi 1,9% di Februari 2018.

Paul Sutaryono Pengamat Perbankan mengatakan pada tahun ini persaingan kredit mikro akan semakin sengit. "Karena pada tahun ini semua bank menyasar ke segmen UMKM, kata Paul kepada kontan.co.id, Jumat (20/4).

Hal ini karena, pada tahun ini bank wajib memenuhi aturan OJK mengenai minimal rasio UMKM sebesar 20%. Menurut Paul berat memang bagi bank yang belum terbiasa menyalurkan kredit mikro untuk memenuhi aturan ini.

Namun beberapa bank swasta bisa memenuhinya dengan kerjasama dengan BPR dengan cara channeling.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi