Awal 2022, Bisnis Wealth Management Perbankan Makin Solid



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis wealth management di perbankan menunjukkan kinerja yang solid pada awal 2022. Hal ini terlihat dari peningkatan segmen bisnis wealth management di sejumlah perbankan. 

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) misalnya, berhasil meningkatakan pendapatan berbasis komisi (fee based income) hingga 50% pada produk reksadana per Januari 2022. Nilai itu meningkat dibandingkan pencapaian rata-rata tahun lalu. 

General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengungkapkan, peningkatan tersebut didukung perbaikan ekonomi di Indonesia maupun secara global. 


"Hal ini mendorong investor untuk mulai berani masuk pada jenis instrumen saham dan obligasi korporasi yang dibungkus dalam produk reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap," kata Henny, Jumat (25/2).

Dengan kinerja yang solid, bank pelat merah ini akan memaksimalkan bisnis wealth management tahun ini. Salah satunya melalui peluncuran empat produk teranyar dengan menggandeng PT Ashmore Asset Management Indonesia.

Baca Juga: Jumlah Nasabah Milenial Kaya di BNI Terus Bertumbuh

Diantaranya, Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara (ADOUN), RDPT Ashmore Dana Obligasi Nusantara (ADON), Reksa Dana Saham (RDS) Ashmore Dana Ekuitas Nusantara (ADEN) dan RDS Ashmore Dana Progresif Nusantara (ADPN). 

Pada kuartal kedua 2022, perusahaan juga berencana meluncurkan beberapa produk reksadana melalui kerjasama baru. Produk ini memiliki aset dasar instrumen offshore atau global serta bertemakan tata kelola lingkungan, sosial dan perusahaan (ESG). 

"Hal ini tentu saja sesuai dengan strategi besar BNI untuk memberikan layanan dan menangkap potensi tren pertumbuhan ekonomi ke arah global, serta berwawasan kelestarian lingkungan," terangnya.

Tak mau kalah, Commonwealth Bank juga sukses meningkatkan Asset Under Management (AUM) produk investasi pada dua bulan pertama 2022. Dari sisi penjulan juga meningkat dari Desember 2021 berkat kontribusi reksadana saham. 

Chief of Retail & SME Business Commonwealth Bank Ivan Jaya menyebut, indikator perekonomian yang membaik dan masuknya dana asing ke pasar saham membuat IHSG mencetak rekor tertinggi sehingga reksadana saham menjadi instrumen pilihan.

Untuk tahun 2022, perusahaan memiliki dua strategi utama untuk mendorong perkembangan bisnis Wealth Management. Pertama, mengembangkan kapabilitas digital melalui aplikasi CommBank SmartWealth.

Melalui aplikasi ini, nasabah kini dapat bertransaksi di mana saja baik untuk produk reksadana serta obligasi pemerintah di pasar perdana serta pasar sekunder yang merupakan fitur terbaru aplikasi ini. 

Baca Juga: Bank BTN Catat Jumlah Milenial Kaya Terus Bertambah

"Pengembangan saluran transaksi secara digital merupakan rencana bank untuk dapat mencapai lebih banyak target nasabah dan menjangkau investor pemula yang tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir," jelasnya. 

Strategi Kedua, bank akan terus mengembangkan produk reksadana yang dilakukan secara selektif dengan meninjau dari sisi keunikan strategi investasi reksadana. Hal ini untuk melengkapi produk reksadana yang dipasarkan Commonwealth Bank saat ini. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan wealth management hingga 50% yoy menjadi Rp 87 triliun pada 2021. Dengan realisasi itu, perusahaan berharap bisnis wealth management terus meningkat tahun ini. 

Awal Februari lalu, BCA menggandeng PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) merilis Batavia Technology Sharia Equity USD (BTSEU). Reksadana ini berbasis prinsip syariah yang berfokus pada sektor teknologi di pasar global.

"BCA akan melengkapi berbagai produk baik reksadana maupun obligasi untuk memenuhi kebutuhan investasi nasabah khususnya untuk diversifikasi asset dan portofolio," terang Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn.

BCA juga menyediakan fasilitas pinjaman usaha dengan jaminan obligasi pemerintah yang dibeli di BCA. Hingga 17 Februari 2022, penjualan ORI021 di BCA lebih dari Rp 4,93 Triliun dengan 64,91% transaksi pemesanan dilakukan melalui aplikasi Welma. Sebanyak 13.999 investor membeli ORI021 di BCA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi