JAKARTA. Satu-satunya lembaga pemeringkat rating terbesar yang belum memberikan label investment grade bagi Indonesia, Standard & Poor akan mengunjungi Indonesia. Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara, kepastian itu diperoleh setelah Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia bertemu dengan kepala ekonom S&P di Washington D. C, Amerika Serikat. Dalam pertemuan itu telah dibahas mengenai perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia, terutama mengenai upaya pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur, dan perkembangan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kedua hal itu memang yang menjadi pertanyaan S&P sehingga, tidak memberikan label investment grade tahun lalu.
Awal Mei nanti, lembaga rating S&P ke Indonesia
JAKARTA. Satu-satunya lembaga pemeringkat rating terbesar yang belum memberikan label investment grade bagi Indonesia, Standard & Poor akan mengunjungi Indonesia. Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara, kepastian itu diperoleh setelah Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia bertemu dengan kepala ekonom S&P di Washington D. C, Amerika Serikat. Dalam pertemuan itu telah dibahas mengenai perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia, terutama mengenai upaya pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur, dan perkembangan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kedua hal itu memang yang menjadi pertanyaan S&P sehingga, tidak memberikan label investment grade tahun lalu.