Awal pekan, ada ruang GBP ungguli JPY



JAKARTA. Meski didukung data ekonomi yang baik, poundsterling (GBP) tetap sulit mengungguli nilai tukar yen (JPY) pada akhir pekan. Meski demikian, awal pekan nanti, diproyeksi ada celah penguatan GBP versus JPY.

Mengutip Bloomberg, Jumat (10/2), pasangan mata uang GBP/JPY turun 0,12% dari hari sebelumnya ke level 141,36.

Anthonius Edyson, Research and Analyst PT Astronacci International Futures mengatakan, sebenarnya secara fundamental, data ekonomi terbaru yang dirilis Inggris bisa jadi aktalis bagi poundsterling. Misalnya, produksi manufaktur bulan Januari 2017 yang tumbuh dari 1,4% menjadi 2,1%. Lalu, defisit neraca perdagangan barang juga menyusut dari £ 11,6 miliar menjadi £ 10,9 miliar.


“Sehingga poundsterling punya daya tahan untuk mempertahankan posisinya, namun yen juga tertopang oleh perannya sebagai safe haven,” ungkap Anthonius. Memang dengan ketidakstabilan kondisi politik global terutama dari sisi AS dan Eropa, aset safe haven, seperti yen mendapat sorotan dan diburu pelaku pasar.

"Inilah yang lantas menopang keunggulan yen pad akhir pekan," katanya.

Padahal, secara fundamental ekonomi kurang mendukung yen. Sebab, data harga barang yang dijual produsen Januari 2017 turun dari 2,0% menjadi 0,5%. Aktivitas industri teritori juga melemah dari 0,3% menjadi minus 0,4%. “Koreksi sementara saja karena sebenarnya poundsterling masih dibalut katalis positif,” ujar Anthonius.

Itu sebabnya, ia menduga, Senin (13/2), pasangan GBP/JPY berpotensi untuk membalikkan arah. “Yen sebenarnya cenderung stagnan dengan ekonomi yang tidak kunjung membaik, bisa jadi celah poundsterling untuk unggul,” proyeksi Anthonius. Terutama jika data pertumbuhan ekonomi Jepang Januari 2017 benar stagnan di level 0,3% seperti dugaan pasar.

Hanya saja peluang GBP/JPY melemah lagi tetap terbuka menyambut sentimen positif dari pertemuan Donald Trump dan Shinzo Abe pada akhir pekan lalu yang berakhir positif. Keduanya memberikan sinyal untuk tetap menjalin hubungan baik di masa depan yang tentunya bisa jadi alasan bagi yen lanjutkan penguatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini