Awal pekan, rupiah diprediksi menguat tipis



JAKARTA. Rupiah berhasil menjaga penguatan di tengah tekanan kenaikan suku bunga The Fed serta minimnya sentimen dalam negeri. Perbaikan fundamental ekonomi Indonesia menjadi penyokong rupiah hingga jangka panjang.

Di pasar spot, Jumat (17/3), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat tipis 0,01% di level Rp 13.345 dibanding sehari sebelumnya. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah melemah tipis 0,04% di Rp 13.342 per dollar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menjelaskan, Gubernur The Fed, Janet Yellen memberi sinyal sangat jelas untuk menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini. Setelah kenaikan pekan lalu, The Fed kini tinggal dua kali lagi menaikkan suku bunga.


Pernyataan Yellen menunjukkan peluang kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) akan dilakukan secara perlahan. Sementara data-data ekonomi AS menunjukkan hasil sesuai prediksi. "Peluang kenaikan suku bunga The Fed tahun ini akan menjadi tantangan bagi pergerakan rupiah ke depan," kata David.

Data ekonomi AS yang dirilis Jumat malam (17/3) akan menjadi sentimen penggerak rupiah pada awal pekan. Data tersebut antara lain produksi sektor industri yang naik di level 0% dari sebelumnya minus 0,1% tetapi masih di bawah proyeksi 0,3% serta sentimen konsumen yang meningkat ke level 97,6 dari sebelumnya 96,3.

Sedangkan dari sisi domestik, rupiah masih minim sentimen. Senin (20/3), David memperkirakan rupiah akan menguat tipis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie