KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil ditutup menguat di hadapan dollar AS di akhir pekan lalu. Kendati demikian, kekuatan mata uang Garuda diproyeksi tidak akan bertahan hingga awal pekan.

Pada perdagangan Jumat (6/7), kurs rupiah di pasar spot menguat 0,13% ke Rp 14.375 per dollar AS. Namun, sepekan terakhir lalu, mata uang Garuda masih melemah 0,31%.

Analis Monex Investindo Faisyal, memperkirakan, awal pekan ini, rupiah akan kembali melemah setelah data cadangan devisa bulan Juni kembali mencatat penurunan cukup signifikan yaitu sebesar US$ 3,1 miliar. “Belum akan ada data ekonomi dalam negeri yang signifikan lagi pekan ini juga,” ujar Faisyal, Jumat (6/7).

Tambah lagi, saat ini sentimen negatif dari perang dagang mulai merambat ke dalam negeri. Faisyal mengatakan, Presiden AS Donald Trump tengah mengkaji rencananya mengenakan tarif impor ke sejumlah produk Indonesia.

“Belum ada detail sektor apa yang akan terkena dampak, tapi wacananya ada 124 produk yang akan dikenakan tarif impor AS,” kata dia.

Oleh karena itu, Faisyal berpendapat, performa rupiah akan bergantung pada perkembangan isu perang dagang tersebut. Adapun, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS tampaknya sudah cukup diantisipasi pasar sehingga data ketenagakerjaan AS yang rilis akhir pekan lalu tida terlalu berdampak.

Prediksi Faisyal, besok Senin (9/7), rupiah cenderung melemah dan bergerak dalam rentang Rp 14.310 - Rp 14.425 per dollar AS. Sepekan ke depan, rupiah diprediksi berada dalam rentang Rp 14.200 - Rp 14.900 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia