Awal tahun 2018, pasokan beras tinggal 958.000 ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan beras medium di gudang hingga 3 Januari 2018 hanya sekitar 958.000 ton. Padahal kebutuhan beras untuk masyarakat mencapai 2 juta ton per bulan.

Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti menyebut, pasokan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan beras sejahtera (rastra) hingga empat bulan ke depan.

Namun, "Kalau untuk kebutuhan nasional memang enggak banyak," kata Djarot di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (4/1).


Djarot juga mengatakan, untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut, Bulog akan terus mencari tambahan pasokan beras.

"Kami usahakan terus untuk gelontorkan sebanyak yang dibutuhkan. Artinya perintahnya jelas. Kami gelontorkan 900 ribu (ton) lebih. Cukup atau nggak? Tentu kami sambil cari beras supaya stok enggak terlalu jatuh," tambahnya.

Caranya, bekerja sama dengan pedagang besar, Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), dan PT. Food Station. Termasuk juga bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda). Djarot juga mengimbau agar penjual tidak menjual di atas atau mendekati Harga Eceran Tertinggi (HET).

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito mengaku belum ada rencana untuk mengimpor beras. Dengan adanya panen nanti, ia yakin pasokan beras akan meningkat. "Beras umum sih enggak ada impor. Buat apa impor?" kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto