Awal Tahun 2023, Inflasi Berpeluang Tetap Melampaui Target BI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri meyakini, inflasi indeks harga konsumen (IHK) tetap melampaui batas atas sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% YoY di awal tahun 2023. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, inflasi setidaknya di semester I-2023 akan berada di kisaran 4% YoY hingga 6% YoY. Hal ini, masih berkaitan dengan dampak rambatan (second round impact) dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022 lalu. 

"Dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM bersubsidi masih nampak di berbagai barang dan jasa, baru akan berangsur menghilang di 2023," tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (2/1). 


Selain itu, inflasi yang tinggi di paruh pertama tahun ini juga seiring dengan faktor basis rendah (low base effect) di semester I-2022. Kabar baiknya, Faisal meyakini inflasi akan kembali ke kisaran sasaran BI pada semester II-2023. Ini juga seiring dengan tekanan inflasi energi yang mulai melandai. 

Baca Juga: BPS: Inflasi Desember Naik Karena Faktor Musiman

Dengan asumsi ini, Faisal yakin inflasi dari komponen harga diatur pemerintah (administered price) akan turun secara signifikan di semester II-2023. Akan tetapi, Faisal memberi beberapa catatan. Menilik komponen inti, ada kemungkinan inflasi komponen inti akan menguat. 

Ini seiring dengan langkah pemerintah menghapus pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang mendorong mobilitas masyarakat serta permintaan. Selain itu, harga emas diyakini meningkat, seiring periode perlambatan ekonomi global dan di tengah tren normalisasi kebijakan moneter yang berlanjut. 

Pemerintah juga perlu menjaga inflasi kelompok harga bergejolak. Ini dilakukan dengan menjaga harga pangan. 

Baca Juga: Kenaikan BBM Sumbang Lonjakan Inflasi di 2022, Begini Hitungannya

"Pemerintah harus melanjutkan operasi pasar dan koordinasi yang solid dengan otoritas untuk menjaga harga pangan, seperti beras yang ada tendensi meningkat lagi," tandasnya. 

Lebih lanjut, Faisal pun memperkirakan inflasi pada akhir 2023 akan berada di kisaran 3,60% YoY. Ini berada di kisaran sasaran BI, dan bahkan lebih rendah dari perkiraan Faisal semula yang sebesar 4,02% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .