JAKARTA. Perbankan terus memburu surat berharga negara (SBN) di awal tahun 2017 ini. Hingga 11 Januari 2017 saja, porsi kepemilikan bank sudah tumbuh sebesar 26,85% dari posisi di akhir 2016. Mengacu data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, perbankan sudah mengoleksi SBN senilai Rp 506,72triliun atau sekitar 28,42% dari seluruh SBN yang dapat diperdagangkan. Padahal, di akhir tahun 2016 saja, perbankan hanya memiliki SBN senilai Rp 399,46 triliun. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro melihat, kenaikan ini tergolong besar jika dibandingkan dengan periode sama awal tahun 2016 yang naik sebesar 23,60%. Bahkan, pada periode sama tahun 2015, kepemilikan perbankan di SBN hanya naik sebesar 8,04%.
Awal tahun, perbankan ramai-ramai memburu SBN
JAKARTA. Perbankan terus memburu surat berharga negara (SBN) di awal tahun 2017 ini. Hingga 11 Januari 2017 saja, porsi kepemilikan bank sudah tumbuh sebesar 26,85% dari posisi di akhir 2016. Mengacu data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, perbankan sudah mengoleksi SBN senilai Rp 506,72triliun atau sekitar 28,42% dari seluruh SBN yang dapat diperdagangkan. Padahal, di akhir tahun 2016 saja, perbankan hanya memiliki SBN senilai Rp 399,46 triliun. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro melihat, kenaikan ini tergolong besar jika dibandingkan dengan periode sama awal tahun 2016 yang naik sebesar 23,60%. Bahkan, pada periode sama tahun 2015, kepemilikan perbankan di SBN hanya naik sebesar 8,04%.