JAKARTA. Dengan strategi front loading, pemerintah agresif menerbitkan surat berharga negara (SBN) sejak awal tahun. Hal tersebut tercermin dalam realisasi penerbitan per 14 Februari 2017 yang sudah mencapai 20,92% dari target pemerintah sepanjang tahun ini. Mengacu data dwi mingguan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 8 Februari 2017, pemerintah telah menerbitkan SBN senilai Rp 124,83 triliun. Ditambah dengan dana hasil lelang pada 14 Februari 2017 yang mencapai Rp 18,43 triliun, maka totalnya mencapai Rp 143,26 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 20,92% dari target penerbitan SBN tahun 2017 yang mencapai Rp 684,83 triliun. Kendati pasokan obligasi pemerintah melimpah, pasar obligasi diprediksi akan tetap positif. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra berpendapat, pasokan yang cukup melimpah tersebut didorong oleh kebutuhan dana pemerintah yang cukup besar di awal tahun.
Awal tahun, suplai SBN melimpah
JAKARTA. Dengan strategi front loading, pemerintah agresif menerbitkan surat berharga negara (SBN) sejak awal tahun. Hal tersebut tercermin dalam realisasi penerbitan per 14 Februari 2017 yang sudah mencapai 20,92% dari target pemerintah sepanjang tahun ini. Mengacu data dwi mingguan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 8 Februari 2017, pemerintah telah menerbitkan SBN senilai Rp 124,83 triliun. Ditambah dengan dana hasil lelang pada 14 Februari 2017 yang mencapai Rp 18,43 triliun, maka totalnya mencapai Rp 143,26 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 20,92% dari target penerbitan SBN tahun 2017 yang mencapai Rp 684,83 triliun. Kendati pasokan obligasi pemerintah melimpah, pasar obligasi diprediksi akan tetap positif. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra berpendapat, pasokan yang cukup melimpah tersebut didorong oleh kebutuhan dana pemerintah yang cukup besar di awal tahun.