Awali 2018, likuiditas perbankan syariah semakin longgar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perbankan syariah pada akhir tahun 2017 semakin melonggar. Dengan kata lain, perbankan syariah memiliki dana yang melimpah guna penyaluran pembiayaan ke depannya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio financing to deposit ratio (FDR) perbankan syariah per Desember 2017 sebesar 79,65% atau di bawah tahun sebelumnya sebesar 85,99%. Catatan saja, semakin rendah rasio FDR maka likuiditas bank semakin longgar.

Tengok saja PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah). Anak usaha milik PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini mencatatkan rasio FDR per Desember 2017 sebesar 80,21%. Lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 84,57%.


Dhias Widhiyati, Direktur Bisnis BNI Syariah menjelaskan, likuditas BNI Syariah yang bertambah longgar ini dikarenakan pihaknya baru saja mendapatkan suntikan modal dari induk pada akhir tahun lalu.

“Sementara saat ini belum optimal untuk disalurkan dalam pembiayaan maka likuiditas melimpah. FDR diupayakan pada rentang 80% - 81%,” jelas Dhias kepada Kontan.co.id, Jumat (2/3).

Sekadar informasi, sebelumnya BNI mengumumkan secara resmi telah menyuntik anak usaha bidang syariah yaitu BNI Syariah Rp 1 triliun. Suntik modal ini dilakukan pada 29 Desember 2017 lalu. Dengan suntikan modal ini maka modal disetor BNI Syariah naik dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 2,5 triliun.

Senada, PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah) pun menunjukan likuiditas yang melimpah pada akhir tahun 2017. Tercatat rasio FDR BRI Syariah per Desember sebesar 71,87%, jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 81,47%.

Indri Tri Handayani, Sekretaris Perusahaan BRI Syariah mengungkapkan likuiditas longgar di perbankan syariah karena berlimpahnya dana haji. Bisa dikatakan ada banyak dana yang masuk ke bank syariah.

Di sisi lain penyaluran pembiayaan masih belum setinggi dana yang masuk. Pembiayaan BRI Syariah sepanjang tahun 2017 meningkat lebih dari Rp 1 triliun dari sebelumnya Rp 17,9 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp 19 triliun pada tahun 2017. Meskipun secara persentase, pertumbuhan pembiayaan tersebut tercatat hanya naik 6,14% secara tahunan atau year on year (yoy).

Diharapkan pembiayaan pada tahun 2018 akan semakin membaik agar likuiditas perbankan syariah dapat seimbang dengan saluran pembiayaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia