KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat dihadapan dolar Amerika Serikat (AS) mengawali pekan Natal pada perdagangan Senin (23/12) pagi. Mengutip
Bloomberg pukul 09.34 WIB, rupiah pasar spot pada posisi Rp 16.126 per dolar AS atau 0,59% menguat dari posisi Jumat (20/12) pada level Rp 16.222 per dolar AS. Dolar AS tetap stabil pada Senin ini setelah data inflasi AS menunjukkan kenaikan moderat bulan lalu. Data ini mengurangi kekhawatiran terkait percepatan pemotongan suku bunga AS pada tahun depan.
Baca Juga: Mata Uang Asia Akan Tertekan Perang Dagang dan Perang Mata Uang Melansir
Reuters, indeks dolar, yang mengukur nilai mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, tetap stabil di level 107,78. Posisi ini mendekati level tertinggi dua tahun di 108,54 yang tercapai pada Jumat. Sementara itu, yen Jepang tetap lemah mendekati level 156 per dolar, meningkatkan kemungkinan intervensi pemerintah Jepang. Sentimen investor juga mendapat dorongan positif setelah pemerintah AS berhasil menghindari penutupan melalui pengesahan undang-undang anggaran oleh Kongres pada Sabtu dini hari. Dalam pekan yang dipersingkat oleh libur Natal, volume perdagangan diperkirakan akan menipis menjelang akhir tahun. Pekan lalu, The Fed mengejutkan pasar dengan memproyeksikan laju pemotongan suku bunga yang lebih terukur ke depan. Hal ini mendorong imbal hasil Treasury dan dolar naik, sementara memberikan tekanan pada ekonomi lainnya, terutama di pasar negara berkembang.
Baca Juga: Memasuki Pekan Liburan Nataru 2024/2025, Simak Proyeksi Rupiah Data inflasi yang dirilis Jumat menunjukkan kenaikan harga bulanan yang moderat. Salah satu ukuran inflasi inti mencatatkan kenaikan terkecil dalam enam bulan. Meski demikian, inflasi inti tahunan, yang tidak memasukkan harga makanan dan energi, tetap jauh di atas target 2% yang ditetapkan bank sentral AS. Para trader kini memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 44 basis poin pada tahun depan, sedikit di bawah proyeksi dua kali pemotongan 25 basis poin yang disampaikan The Fed pekan lalu. Sebelumnya, The Fed memproyeksikan empat kali pemotongan suku bunga pada September. Perkiraan pasar juga menunjukkan pemotongan pertama pada 2025 akan terjadi pada Juni.
Stabilitas dolar dan tekanan pada yen menjadi sorotan utama menjelang akhir tahun, memberikan sinyal bagi pelaku pasar untuk tetap waspada terhadap perubahan kebijakan moneter di awal tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto