Awalnya Ingin Ramah Lingkungan, Akhirnya Malah Berkah Di Kantongan



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kabar tentang buruknya kualitas udara di Kota Surabaya, Jawa Timur pada Oktober 2023 menjadi awal mula Hendra Prasta berfikir semakin serius. Ia merasa, profesinya sebagai kurir barang menjadi salah satu penyumbang polusi.

Ya, selama ini Surabaya masuk lima besar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di Indonesia. Per 10 Oktober 2023 misalnya, IQAir mencatat indeks kualitas udara (AQI) Kota Surabaya pukul 11.00 WIB sebesar 180, tertinggi kedua dibawah Palembang, Sumatera Utara dengan indeks 183.

Indikator tersebut menunjukkan kualitas udara di dua kota itu berada di kategori tidak sehat. Pengukuran AQI terbagi menjadi enam kategori dengan nilai yang berbeda. Semakin tinggi AQI mencerminkan semakin tinggi pula tingkat polusi udara di daerah tersebut. Level AQI di 0-50 merupakan indikator kualitas udara dalam kategori sehat. Level AQI di rentang 151-200 masuk kategori tidak sehat. Lalu rentang 201-300 masuk kategori sangat tidak sehat, dan di atas level 301 masuk kategori berbahaya.


Asap kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang utama polusi udara di Surabaya. Hendra merasa, aktivitasnya setiap hari berkeliling menggunakan kendaraan motor bermesin bensin termasuk salah satu kontributor polusi udara.

Berniat ingin lepas dari penyumbang polusi udara, Hendra mulai berfikir memiliki kendaraan yang ramah lingkungan. Solusi termudah adalah membeli motor listrik yang kebetulan sedang ada program subsidi Rp 7 juta dari  pemerintah.

Setelah cari info dan survei harga, Hendra akhirnya membeli sebuah motor listrik pada November 2023. Nyatanya, kurir paket belanja online ini malah kagum dengan kinerja motor ramah lingkungan tersebut. "Biasa dengan motor bensin harus mengeluarkan biaya bahan bakar Rp 30.000 per hari, kini dengan motor listrik hanya butuh biaya Rp 5.000 per hari untuk charger," ujar laki-laki asal Madiun, Jawa Timur ini.

Walhasil, tingkat kesehatan keuangan Hendra pun semakin kuat. Hendra mampu menyimpan uang lebih banyak sejak menunggangi kendaraan ramah lingkungan. "Dari uang BBM, kini bisa menabung Rp 25.000 per hari. Juga menabung Rp 150.000 per bulan dari uang yang selama ini untuk biaya servis dan ganti oli," terang Hendra.

Uang tabungan Hendra juga bisa lebih besar lagi karena pajak motor listrik jauh lebih murah dibandingkan motor konvensional. Pajak kendaraan bermotor (PKB) motor listrik adalah Rp 0 alias gratis.

Isi dompet semakin tebal juga dirasakan Nusron, yang telah menjadi pengendara ojek online Gab Elektrik sekitar dua tahun. Dulu, ia menjadi mitra ojek online menggunakan motor mesin bensin milik pribadi. Setelah Grab membuka layanan sewa motor listrik, Nusron pun beralih.

Untuk narik penumpang, laki-laki asal Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat hanya perlu modal Rp 25.000 per hari. Dengan modal itu, Nusron mampu membawa pulang uang di atas ratusan ribu rupiah per hari. "Saya tidak perlu lagi memikirkan biaya perawatan seperti ganti oli, kampas rem, dan sebagainya. Semua sudah diurusi Grab, termasuk jika ada kerusakan, Grab yang memperbaiki," kata Nusron.

Memang, motor adalah modal utama bagi ojol dan kurir paket. Namun, motor pula yang harus bekerja ekstra setiap hari untuk mengangkut penumpang dan barang-barang. Tak jarang, para ojol dan kurir harus mengeluarkan banyak uang untuk perbaikan motor.

Tak hanya kalangan individu, alasan ramah lingkungan dan hemat biaya menjadi alasan sejumlah perusahaan untuk beralih menggunakan kendaraan listrik sebagai armada operasional. Salah satunya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Banyaknya perusahaan yang beralih ke kendaraan ramah lingkungan turut memacu penjualan mobil listrik di Indonesia.

Sejak September 2022, BRI telah menggunakan 30 mobil listrik untuk kendaraan operasional di berbagai Regional Office (RO). Tidak hanya itu, setidaknya terdapat 50 motor listrik Gesits yang mulai digunakan oleh para Tenaga Pemasar BRI.

Riset yang dilakukan BRI menunjukan bahwa selain ramah lingkungan, penggunaan mobil listrik juga lebih ekonomis dibandingkan kendaraan konvensional. Biaya yang dikeluarkan mobil listrik lebih rendah lima kali lipat dibandingkan kendaraan konvensional.

Oleh karena itu, BRI berkomitmen mengganti semua kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik di seluruh unit kerja. Menurut Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto, pergantian tersebut berlangsung secara bertahap dengan memperhatikan kesiapan infrastruktur dan jenis kendaraan listrik yang beredar di Indonesia.

Sebelum BRI, PT Indonesia Power sudah lebih dahulu memulai peralihan kendaraan operasional dari mobil berbahan bakar bensin menjadi mobil listrik tahun 2021. Anak usaha PT PLN ini memastikan, biaya mobil listrik jauh lebih hemat dibandingkan mobil konvensional.

Dalam uji coba mobil listrik dari Jakarta-Bali yang menempuh sekitar 1.187 km membutuhkan daya sekitar 135,9 kWh dan biaya charging sekitar Rp 335.375. Oleh karena itu, Indonesia Power juga secara bertahap menjadikan mobil listrik sebagai kendaraan operasional di seluruh unit.

Tak kalah dengan anak usahanya, PT PLN (Persero) pun mengganti seluruh kendaraan dinas di lingkungan PLN Grup di seluruh Indonesia dengan mobil listrik mulai November 2023. Dalam hal ini, PLN menggandeng  PT Blue Bird Tbk (BIRD).

Kebijakan ini untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan kendaraan dinas. Selain itu, PLN ingin mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Kerja sama PLN dan Blue Bird ini dilakukan dalam rangka penyediaan jasa transportasi untuk mendukung keperluan operasional kedinasan PLN Group. Hal ini akan dilakukan melalui pengembangan dan integrasi pada aplikasi E-Transport.

Melalui kerja sama ini, kedua perusahaan akan melakukan integrasi aplikasi layanan transportasi internal PLN dengan aplikasi transportasi online Blue Bird.  "Kerjasama ini berlangsung selama setahun dengan mekanisme sewa menggunakan tarif per penggunaan pada tiap kilometer sesuai pemesanan pegawai PLN," papar Grerorius Adi Trianto, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, 30 Desember 2023.

Ke depan, PLN dan Blue Bird juga berencana melanjutkan kerja sama untuk penyediaan transportasi kendaraan listrik untuk kedinasan. Namun kerjasama ini butuh pembicaraan lebih lanjut.

Ya, kini saatnya beralih ke mobil dan motor listrik yang ramah lingkungan dan lebih bersahabat dengan dompet penggunanya. Selain itu, kendaraan listrik juga baik untuk anggaran negara, karena tidak lagi makan subsidi BBM yang besarnya mencapai ratusan triliun tiap tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto