SYDNEY. Senyum lebar menghiasi wajah Gigi Wong. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai akuntan di University of Sydney ini baru saja membeli rumah seharga A$ 856.000. Harga ini 14% di atas harga yang disodorkan broker properti. Wong mendapatkan rumah tersebut dengan mengalahkan tawaran empat penawar lain. Yang menarik, rumah tersebut berlokasi di pinggiran Sydney. Kondisi rumah pun tergolong tak terurus. Cat dinding luntur dan pintu rumah rusak. "Saya merasa tidak membayar mahal. Selama saya mampu meminjam uang ke bank, saya harus menggunakannya," ujar Wong, seperti dikutip Bloomberg.Tindakan Wong adalah secuil kisah dari ancaman gelembung (bubble) properti di Australia. “Mudah sekali melihat bahwa ancaman bubble properti sedang tumbuh di Australia," ujar Saul Eslake, Kepala Ekonom Bank of America Merrill Lynch di Melbourne.
Awas, bubble properti ancam Aussie
SYDNEY. Senyum lebar menghiasi wajah Gigi Wong. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai akuntan di University of Sydney ini baru saja membeli rumah seharga A$ 856.000. Harga ini 14% di atas harga yang disodorkan broker properti. Wong mendapatkan rumah tersebut dengan mengalahkan tawaran empat penawar lain. Yang menarik, rumah tersebut berlokasi di pinggiran Sydney. Kondisi rumah pun tergolong tak terurus. Cat dinding luntur dan pintu rumah rusak. "Saya merasa tidak membayar mahal. Selama saya mampu meminjam uang ke bank, saya harus menggunakannya," ujar Wong, seperti dikutip Bloomberg.Tindakan Wong adalah secuil kisah dari ancaman gelembung (bubble) properti di Australia. “Mudah sekali melihat bahwa ancaman bubble properti sedang tumbuh di Australia," ujar Saul Eslake, Kepala Ekonom Bank of America Merrill Lynch di Melbourne.