Awas, IHSG masih berpotensi terpangkas!



JAKARTA. Pasar saham domestik terkoreksi hebat. Pada transaksi kemarin (2/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles 2,73% menjadi 5.000,81. Penurunan IHSG paling tajam di antara bursa utama kawasan Asia.

Kombinasi sentimen negatif global dan domestik mengepung pasar modal Indonesia. Investor global tengah mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed. Kemarin, pemodal asing kemarin mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp 1,49 triliun. Selama delapan hari berturut-turut, dana asing sudah keluar Rp 6,33 triliun.

Dari dalam negeri, suara Koalisi Merah Putih yang dominan di parlemen menyebabkan koalisi partai pendukung pemerintah tak berdaya. Hal ini berpotensi memacetkan program pemerintahan baru.


Di saat kondisi yang serba tak pasti, para analis menyarankan investor berhati-hati masuk pasar saham. Analis Lautandhana Securindo Krishna Dwi Setiawan menyarankan, pemodal masukĀ  jangka lebih panjang. Jangan memaksakan diri trading jangka pendek. "Banyak hal tak terduga bisa terjadi," ucap dia.

Krishna menilai, selama ini investor di Indonesia tak terlalu memikirkan sentimen global, karena optimistis dengan pemerintahan Jokowi. Namun setelah ada penetapan Undang-Undang Pilkada dan UU MD3, semuanya berubah."Terpilihnya Ketua DPR 2014-2019 dari Partai Golkar yang merupakan oposisi pemerintahan Joko Widodo ikut menekan IHSG," tambah Harry Su, Kepala Riset Bahana Securities.

Menurut Krishna, Indonesia tengah mengalami penyesuaian politik. Kelak, jika Jokowi dilantik dan kabinet terbentuk, mungkin keadaan normal lagi. Dia menyadari, ekspektasi masyarakat terhadap Jokowi terlalu tinggi.

Kepala Riset HD Capital Yuganur Wijanarko menyarankan, pemodal kembali mengatur portofolio. Pilihlah saham penggerak indeks, kemudian hold saham itu untuk waktu tiga sampai enam bulan. Yuganur merekomendasikan saham seperti TLKM, BMRI, BBRI, dan BBCA. Sedangkan Krishna lebih memilih PTBA, BBTN dan PTPP.

Krishna melihat, IHSG akan terus merah sampai posisi support 4.910. Sedangkan Yuganur memprediksi indeks saham dalam beberapa waktu ke depan bergerak di rentang 4.950 hingga 5.050.

Yuganur masih yakin, indeks bisa ke 5.400 di akhir tahun ini. Menurut dia, analis mungkin merevisi target jika IHSG anjlok ke 4.700-4.800. Jika itu terjadi, IHSG bisa menutup tahun ini diĀ  5.000.

Adapun Harry melihat target IHSG menyentuh 5.300 sulit tercapai. Dia menerka, IHSG berkisar 5.000 di akhir 2014. Namun Krishna masih yakin IHSG bisa menyentuh 5.300 di akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro