JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal memasuki masa konsolidasi, setelah naik tinggi. Ini lantaran, price earning ratio (PER) IHSG per Jumat (11/7) di 20,33 kali. Angka ini paling tinggi dibandingkan rata-rata PER IHSG yang biasanya di 16 kali -17 kali. Bahkan PER ini tertinggi di antara indeks regional. Lihat saja, PER Indeks SE Thai (Thailand) di 17,89 kali. Begitu juga PER indeks Malay KLCI (Malaysia) di 16,84 kali. Secara year-to-date (ytd) IHSG naik 17,74% . Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, mengatakan, tren konsolidasi ini wajar lantaran valuasi IHSG mulai sedikit mahal (slightly overvalue).
William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities, menjelaskan, aliran dana asing menunjang tingginya PER ini. Sejak awal tahun, asing telah mencatatkan net buy Rp 53,62 triliun. Selain itu, sentimen pemilu yang aman terkendali meniupkan angin segar. Investor sangat menantikan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang terpilih secara definitif. Menurut Satrio, investor cenderung merespons positif jika Joko Widodo-Jusuf Kalla memenangkan pilpres. "Namun, andaikan Joko Widodo-Jusuf Kala yang menang, IHSG tetap akan konsolidasi, meskipun masih di atas 4.750," ujar Satrio memprediksi. Bahkan dia memproyeksikan, masa konsolidasi akan terjadi pada Juli-Agustus. Hans Kwee, pengamat pasar modal, menambahkan, pertumbuhan laba bersih per saham atau earning per share (EPS) turun menjadi 15%. "Pelambatan ini menyebabkan IHSG tak bisa menembus level tertinggi di tahun lalu, padahal indeks lain sudah break level tertinggi," ujar dia. Kenaikan yang terjadi sejak awal tahun memerlukan masa konsolidasi untuk mengeksekusi keuntungan.