Analis: IHSG rawan profit taking



JAKARTA. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan angka fantastis. Lantas, apakah dampak batalnya tapering The Fed masih akan membuat IHSG hari ini tetap hijau?

Reza Peiyambada, Kepala Riset Trust Securities bilang, secara teknikal IHSG hari ini berada di support 4 570-4.613 dan resistance 4.690-4.733. Dasarnya, indeks menyerupai shooting star melewati upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak naik dengan histogram positif yang kembali memanjang.

RSI, William's %R, dan Stochastic mencoba up reversal. Laju IHSG di luar perkiraan dengan melonjak melewati target resisten kami di level 4.512-4.523). "Secara teknikal dan volume masih mengindikasikan potensi kenaikan meski membentuk utang gap 4.505-4.567. Selama profit berlebihan tidak terjadi, maka minimal penguatan terbatas IHSG masih dimungkinkan terjadi," tutur Reza.


Rawan profit taking

Sementara itu, Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities menjelaskan, dana asing masih seiring dengan tertundanya pembatasan stimulus The Fed. Namun, euforia penundaan pemotongan paket stimulus alias quantitative easing (QE) dari The Fed hanya berlangsung satu hari.

Sebab, kata Edwin, Wall Street berpikir rasional, karena penundaan pemotongan QE karena The Fed merasa perbaikan ekonomi tidak berjalan sebagaimana mestinya, alias berjalan lebih lambat meski telah di support paket kebijakan selama lima tahun.

"Perlu diingat juga, BI sedang menjalankan program perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Artinya, ke depannya earning emiten juga melambat. Oleh karena itu, kami melihat profit taking merupakan langkah yang bijak," Jelas Edwin.

Dia memproyeksi, hari ini indeks bergerak di level 4.567-4.782. Sel on Strength (SOS) untuk saham BBRI, BMRI, WIKA, WSKT, TLKM, BBCA,TINS, ASII, dan CPIN. Sementara saham yang layak koleksi menurut Edwin adalah; SMRA, ITMG, MYOR, CTRA, JSMR, ADHI, PGAS, dan PTPP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri