Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali menjadi sorotan. Setelah benar-benar menembus "batas sakral Rp 14.000 per dollar AS, kian banyak orang bertanya: ke mana kurs mata uang tercinta kita bakal menuju? Pertanyaan seperti itu sebagian mencuat dari kalangan yang bersinggungan langsung dengan kurs valuta asing. Pebisnis di industri keuangan, eksportir, dan importir, misalnya, sangat berkepentingan atas kepastian nilai kurs di masa depan. Orang tua yang menyekolahkan anak di luar negeri juga masuk dalam golongan khalayak ini. Sebagian lain masyarakat turut gelisah atas penurunan nilai rupiah terhadap dollar AS karena tahu bakal kecipratan getahnya. Harga BBM berisiko naik, harga perkakas elektronik naik, bahkan harga sebagian sembako atau bumbu dapur bakal naik pula.
Awas jadi sinyal
Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali menjadi sorotan. Setelah benar-benar menembus "batas sakral Rp 14.000 per dollar AS, kian banyak orang bertanya: ke mana kurs mata uang tercinta kita bakal menuju? Pertanyaan seperti itu sebagian mencuat dari kalangan yang bersinggungan langsung dengan kurs valuta asing. Pebisnis di industri keuangan, eksportir, dan importir, misalnya, sangat berkepentingan atas kepastian nilai kurs di masa depan. Orang tua yang menyekolahkan anak di luar negeri juga masuk dalam golongan khalayak ini. Sebagian lain masyarakat turut gelisah atas penurunan nilai rupiah terhadap dollar AS karena tahu bakal kecipratan getahnya. Harga BBM berisiko naik, harga perkakas elektronik naik, bahkan harga sebagian sembako atau bumbu dapur bakal naik pula.