Awas, Juni bakal jadi puncak inflasi tahun 2017



JAKARTA. Juni mendatang diperkirakan menjadi puncak inflasi tahun ini. Sejumlah ekonom memperkirakan inflasi Juni tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang rencananya naik bulan ini berdampak lebih besar dibanding kenaikan TDL Januari dan Maret lalu.

Sebab, kenaikan TDL sebagai konsekuensi pencabutan subsidi listrik pada tahap ketiga ini ada tiga kelompok pelanggan yang merasakan kenaikan itu. "Kelompok pelanggan di tahap pertama yg merasakan kenaikan traif 33,5%, kelompok pelanggan di tahap kedua yang merasakan kenaikan tarif naik 66% dan kelompok pelanggan di tahap ketiga yang lansgung naik 100%," kata Lana kepada KONTAN, Selasa (2/5).

Lebih lanjut menurutnya, kenaikan itu akan berdampak pada inflasi Mei dari pelanggan pra bayar dan Juni nanti dari pelanggan pasca bayar. Tak hanya itu, permintaan masyarakat juga mulai meningkat di bulan ini untuk mempersiapkan puasa yang jatuh pada akhir Mei.

Oleh karena itu, ia memperkirakan inflasi Mei ini mencapai 0,5%, lebih tinggi dari Mei tahun lalu yang tercatat 0,24%. Ia juga memperkirakan, inflasi Juni sebesar 0,97%, yang juga lebih tinggi dari Juni tahun lalu yang sebesar 0,66%.

"Kenaikan tarif di bulan Mei bisa menggangu daya beli di tengah potensi kenaikan konsumsi saat lebaran dan kita bisa kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi," tambah Lana.

Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi juga memproyeksi tekanan permintaan menjelang puasa dan lebaran akan terjadi di akhir Mei ini dan puncaknya di Juni nanti. Ia juga memperkirakan, dampak kenaikan tarif listrik bulan ini akan berlanjut hingga bulan depan.

"Sehingga saya memproyeksi inflasi Mei 2017 0,3% dan Juni 0,6%," kata Eric. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, deflasi pangan yang terjadi yang terjadi sejak Februari lalu bukan menjadi jaminan tidak terjadinya inflasi pangan di Mei dan Juni nanti. Sebab menurutnya, tren puasa dan lebaran terjadi inflasi tinggi, terutama dari bahan pangan dan transportasi. Menurutnya, kecukupan stok pangan sebelum puasa menjadi hal yang perlu diperhatikan pemerintah. Di sisi lain, kenaikan tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM) juga perlu dicermati. "Mei kami proyeksi inflasi 0,35% karena awal puasa dan Juni bisa 0,67% karena puncak lebaran," kata Bhima. Meski inflasi naik, ia memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya meski ada kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuannya bulan ini. Sebab, pelaku pasar juga telah memperhitungkan rencana kenaikan itu. "Saya prediksi baru di semester kedua atau setelah puasa, BI akan mereview kembali stance kebijakan moneternya," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto