Awas, makanan ini bisa bikin kecanduan



Jakarta. Kecanduan tak hanya terjadi karena obat, makanan pun bisa.

The Huffington Post melansir, terlalu sering mengonsumsi makan yang mengandung lemak jenuh serta makanan manis bisa membuat Anda kecanduan, makan berlebih, hingga meningkatkan risiko obesitas.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, Nicole Avena dari Mount Sinai School of Medicine menemukan, beberapa jenis makanan dapat menciptakan sebuah pola kecanduan bagi mereka yang sering mengonsumsinya.


Untuk membuktikan hal tersebut, Avena meminta 504 peserta untuk mengidentifikasi makanan yang tampaknya paling sulit untuk ditolak.

Ia meminta peserta untuk membuat skala makanan yang paling membuat mereka kecanduan dan cenderung menyebabkan gangguan makan, seperti makan berlebih.

Kemudian Avena menghitung rata-rata skor untuk berbagai jenis makanan dan membuat peringkat makanan dari yang paling bermasalah.

Berikut hasilnya (skala 1= tak menimbulkan gangguan makan, skala 7= secara ekstrim menimbulkan gangguan makan):

Pizza dengan skor 4,01, cokelat dengan skor 3,73, keripik kentang dengan skor 3,73, kue kering 3,71, es krim 3,63.

Selain tinggi lemak dan gula, beberapa makanan tadi dinilai cenderung memiliki tingkat tertinggi beban glikemik, yang akan meningkatkan gula darah seseorang setelah memakannya.

Avena menambahkan, "beberapa studi benar-benar menunjukkan, bahwa makanan olahan tersebut sangat dapat menghasilkan perilaku dan perubahan otak untuk mendiagnosis kecanduan, seperti obat-obatan dan alkohol," kata Avena.

Walau kecanduan makanan tidak diakui secara resmi, Avena yang telah meneliti kecanduan makanan selama lebih dari 15 tahun mengatakan, bahwa studi klinis miliknya ialah studi pertama yang mampu menilai hubungan antara pola makan seseorang dengan makanan yang ditambahkan lemak, gula, atau diproses.

Dia berharap bahwa temuan ini dapat membantu orang-orang gemuk yang ingin mencapai kembali berat badan ideal mereka.

"Ini bisa membantu kita mengubah cara dalam pengobatan obesitas," kata Avena dalam sebuah pernyataan tentang studinya.

(Bestari Kumala Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto