Awas, obat nyamuk semprot lumpuhkan sistem saraf



Jakarta. Obat pembasmi serangga dalam bentuk semprot memang merupakan cara paling ampuh untuk mengusir gigitan nyamuk di malam hari. Namun, hati-hati bila menggunakan obat pembasmi serangga di dekat anak-anak.

Dilansir dari Mamamia, penelitian baru yang diterbitkan di Journal of Public Health mengungkapkan, puluhan anak mengalami keracunan di rumah mereka sendiri akibat menghirup bahan kimia yang digunakan untuk membunuh semut dan kecoa.

Para peneliti mendapati bahwa 40% kasus keracunan yang tercantum di dalam studi (364) berkaitan dengan cairan pembunuh semut atau kecoa dan anak-anak. Kebanyakan telepon yang masuk ke National Poisons Hotline selama tahun 2014 melibatkan anak usia satu tahun.


Menurut Karin English dari University of Queensland, penemuan tersebut menuntut adanya kesehatan lingkungan bagi anak-anak, dan secara khusus mengawasi paparan anak terhadap organophosphates.

Meskipun tidak ditemukan dalam setiap produk pembasmi serangga, organophosphates menimbulkan risiko yang serius terhadap manusia. Bahan kimia ini bisa terisap saat kita bernapas, makan, dan sentuhan kulit.

Paparan organophosphates dalam waktu singkat bisa menimbulkan sakit kepala, keringat berlebihan, bicara cadel, dan pandangan kabur. Sedangkan dalam jangka panjang bahkan lebih mengkhawatirkan, karena bisa melemahkan tubuh, komplikasi perilaku seperti kecemasan, gelisah, bahkan memengaruhi sistem saraf.

Yang juga menjadi para peneliti, salah satu produk yang mengandung bahan kimia ini ternyata banyak digunakan di rumah-rumah.

"Jika anak-anak yang masih kecil bisa mengakses dan menggunakannya, terpapar bahan kimia sedikit saja sudah bisa merugikan kesehatan mereka. Mengapa hal ini memprihatinkan untuk anak adalah karena mereka masih sangat kecil sehingga mudah terpapar," jelas English.

Untuk itu, pastikan tidak menggunakan obat nyamuk di sekitar anak. Jauhkan obat-obat tersebut dari jangkauan anak, dan sebisa mungkin hindari produk yang mengandung organophosphates.

(Dini/Tabloid Nakita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto