Awas, pangsa pasar INTP bisa tergerus di 2013



JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk konsisten menjaga pertumbuhan bisnisnya. Asosiasi Semen Indonesia mencatat, Indocement berhasil menjual 8,55 juta ton semen selama semester I-2012, atau tumbuh 22,08% year-on-year (yoy).

Indocement mencetak pertumbuhan penjualan paling tinggi dibandingkan dua pesaingnya: PT Semen Gresik Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk. Penjualan Semen Gresik hanya naik 12,24%, sedangkan Holcim meningkat 16,67%.

Pencapaian Indocement berefek positif ke penguasaan pasar semen nasional. Di paruh pertama 2012, pangsa pasar emiten berkode INTP ini naik menjadi 33,03% dari total penjualan nasional 25,98 juta ton. Di periode sama tahun lalu, INTP hanya mencatatkan pangsa pasar 31,14%. Adapun pangsa pasar Semen Gresik menurun menjadi 39,74% dari 40,75%. Sedangkan pangsa pasar Holcim naik tipis menjadi 15,69% dari sebelumnya 15,48%.


Analis Kim Eng Securities, Anthony Yunus, dalam risetnya memprediksi, volume penjualan Indocement sepanjang tahun ini tumbuh 11% menjadi 16,8 juta ton. Proyeksi tersebut berimbas pada kenaikan pangsa pasar Indocement menjadi 32% di 2012.

Adrianus Bias Prasuryo, analis Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan, pangsa pasar Indocement dalam dua tahun terakhir terus meningkat. Pada 2010, INTP membukukan pangsa pasar 30,9%, kemudian naik menjadi 31,5% pada 2011. Sedangkan pangsa pasar Semen Gresik cenderung menyusutu, dimana pada 2010 mencapai 43,3% kemudian pada 2011 menurun menjadi 40,8%.

Menurut Anthony, kapasitas utilisasi INTP hingga akhir tahun ini akan mencapai 94% dari produksi maksimum sebanyak 18,6 juta ton. Kuatnya permintaan semen menyebabkan Indocement harus menambah kapasitas produksi di tahun ini sebanyak 1,9 juta ton, kemudian naik menjadi 4,4 juta ton per tahun pada 2015. Produksi Indocement dalam tiga tahun mendatang diprediksi mencapai 24,9 juta ton per tahun.

Adrianus berpendapat, Indocement perlu upaya keras untuk menjaga pangsa pasarnya, khususnya pada tahun depan. “Kapasitas produksi INTP pada tahun depan hanya bertambah sekitar 1,5 juta ton. Sepertinya tak cukup untuk mempertahankan pangsa pasar dengan pertumbuhan konsumsi semen yang cukup cepat,” ungkap dia.

Apalagi, tingkat utilisasi Indocement sudah 94%. Di sisi lalin, sejumlah pabrik semen INTP sudah berumur lebih dari 30 tahun setingga sulit mencapai kapasitas utilisasi 100%. Pabrik-pabrik tua itu tentu membutuhkan biaya perawatan lebih tinggi.

Tantangan lain INTP adalah kehadiran Siam Cement Group asal Thailand. “Siam sudah mau masuk ke Indonesia. Berarti produsen semen tak bisa oligopoli lagi,” ungkap Michele Gabriela, analis Trimegah Securities.

Michele merekomendasikan hold INTP dengan target Rp 19.650 per saham, mencerminkan price to earning ratio (PER) 16 kali di 2012. Anthony juga menyarankan hold, tapi menaikkan target harga INTP menjadi Rp 21.000 dari semula Rp 20.700. Target ini mencerminkan PER 17 kali.

Sedangkan Adrianus menyarankan buy dengan target Rp 20.500, yang merefleksikan PER 16,6 kali. Harga INTP, Rabu (25/7), turun 1,31% menjadi Rp 18.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro