Awas, pembesaran payudara rawan kanker langka



JAKARTA. Sembilan wanita di Amerika Serikat meninggal dunia, karena kanker langka yang berkaitan dengan implan payudara. Begitu pengumuman pejabat federal hari Selasa lalu.

Dilansir dari Time.com, Food and Drug Association (FDA) melaporkan per 1 Februari 2017 badan tersebut menerima 359 laporan kanker sistem kekebalan yang disebut anaplastic large cel lymphoma (ALCL) yang berhubungan dengan implan payudara.

Menurut FDA risiko kanker itu tampaknya lebih tinggi pada implan payudara bertekstur dibandingkan dengan yang berpermukaan lembut. Tetapi, belum diketahui mengapa.


FDA mampu menentukan apakah permukaan implan bertekstur atau lembut dari 231 implan. Di antara implan tersebut, 203 bertekstur dan 28 berpermukaan lembut.

Sekitar 300.000 wanita di AS menjalani implan untuk memperbesar payudara setiap tahun, dan kanker gara-gara implan ini terhitung langka. Namun, risiko potensial itu menimbulkan pertanyaan. Dari apakah tekstur implan itu terbuat?

Ada dua jenis implan payudara yang disetujui di AS: implan isi air garam atau yang diisi gel silikon.

Semua implan payudara memiliki lapisan luar yang terbuat dari silikon. Namun terdapat ragam ukuran, bentuk dan tekstur. Implan itu pun memiliki ragam ketebalan.

Seberapa lazim implan bertekstur itu?

Baru-baru ini belum ada publikasi mengenai jumlah untuk mengindikasikan kelaziman implan bertekstur dan berpermukaan lembut.

Namun menurut Dr David Song, mantan presiden American Society of Plastic Surgeon (ASPS), implan bertekstur itu sangat lazim. "Saya pikir dokter bedah menggunakannya bergantian," katanya sambil menambahkan bahwa hubungan antara implan bertekstur dan risiko tinggi ALCL masih belum dikonfirmasi.

"Ini di luar dugaan yang langka tapi nyata. Kami ingin mencari tahu apa penyebabnya," ujarnya.

Mengapa menggunakan implan bertekstur?

Salah satu komplikasi paling lazim yang berhubungan dengan implan disebut capsular contracture, di mana jaringan parut yang terbentuk di sekitar implan payudara mengeras dan kencang.

Hal itu pun mengubah penampilan payudara dan dalam sejumlah kasus menyebabkan nyeri pada wanita.

Beberapa dokter bedah plastik merasa bahwa implan bertekstur mencegah pembentukan jaringan parut.

Implan bertekstur cenderung lebih kaku dan mungkin lebih ideal untuk orang yang ingin impan dengan bentuk lebih berbeda.

Mengapa menimbulkan risiko kanker lebih tinggi?

FDA mengatakan, belum tahu mengapa risiko tampaknya lebih tinggi pada implan bertekstur. ASPS sedang bekerja sama dengan FDA di mana para dokter dapat melaporkan kasus yang dicurigai ALCL dari implan payudara agar para dokter mempelajari lebih lanjut.

Beberapa riset menemukan, implan bertekstur cenderung membangun pelapisan bakteri dibandingkan implan lembut yang mungkin meningkatkan risiko infeksi, kanker atau kegagalan implan. Namun hubungan ini belum jelas. FDA mengatakan masih dibutuhkan riset lebih lanjut untuk mengerti peranannya.

Apa lagi yang harus diketahui?

Gejala-gejala implan payudara yang berhubungan dengan ALCL adalah bengkak persisten atau nyeri di sekitar implan. Gejala-gejala itu sering muncul bertahun-tahun setelah prosedur implan pertama kali dilakukan.

Kanker ini jarang, tetapi wanita harus menyadari fakta bahwa FDA tak mempertimbangkan implan payudara sebagai prosedur yang berlangsung seumur hidup.

"Masa hidup implan itu bervariasi tergantung pemakainya," kata Gretchen Burns, konsultan juru rawat di Center for Devices and Radiological Health (CDRH) di FDA.

"Semua wanita dengan implan payudara bakal menghadapi operasi tambahan dan tak ada yang tahu kapan," katanya.

FDA memperingatkan bahwa semakin lama wanita memiliki implan payudara, semakin tinggi kemungkinan terjadi komplikasi dan operasi lanjutan. Sedikit wanita tetap memiliki implan aslinya selama 20 hingga 30 tahun.

(Dhorothea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto