Awas, ponsel Samsung Galaxy rentan kena hack!



Sebagai pengguna ponsel Samsung Galaxy dari tipe S3 hingga tipe terakhir S6, Anda sebaiknya berhati-hati. Sebuah penelitian menemukan cacat pada ponsel Samsung tersebut sehingga memungkinkan para hacker memata-matai Anda.

Penelitian yang dilakukan oleh NowSecure, sebuah perusahaan keamanan siber (cybersecurity), menemukan, celah itu terdapat pada software keyboard ponsel Samsung. Cacat itu memungkinkan para hacker mematai-matai siapapun yang menggunakan ponsel Samsung baik lewat jaringan wifi maupun jaringan operator telekomunikasi.

NowSecure sudah menyampaikan masalah ini kepada Samsung pada November 2014 lalu. Sayangnya, temuan NowSecure tidak mendapat tanggapan dari Samsung. Hingga sekarang cacat itu belum diperbaiki oleh produsen ponsel asal Korea Selatan tersebut. Sehingga akhirnya, NowSecure kemudian melansir masalah tersebut kepada publik pada Kamis (17/6) lalu.


CEO NowSecure Andrew Hoog mengatakan, problem itu sangat serius. Dalam skala 1 sampai 10, dia mengatakan, kerawanan ini mencapai nilai 8,3.

NowSecure telah meneliti berbagai ponsel Samsung ini dengan bermacam jaringan operator. Hasilnya menunjukkan semua ponsel Samsung tersebut rentan bahaya. NowSecure memprediksi sedikitnya 600 juta ponsel Samsung telah terkena dampaknya.

Sebagai langkah pencegahan, NowSecure meminta pengguna Samsung Galaxy menghindari penggunaan jaringan wifi yang tidak aman atau mengganti ponsel mereka.

Samsung berkelit menanggapi masalah ini. Produsen ponsel ini berdalih NowSecure tidak memberikan penjelasan yang rinci mengenai cacat tersebut pada November lalu. "Kami sudah mempelajari secara penuh masalah ini pada pekan lalu," kata Juru Bicara Samsung.

SwiftKey, produsen pembuat software asal Inggris mengaku baru menemukan cacat tersebut Kamis lalu. Untuk menenangkan para pengguna Samsung Galaxy, perusahaan asal Inggris itu mengatakan, tidak mudah para hacker untuk memata-matai para penggunanya. Menurutnya, para perentas baru bisa membobol piranti lunak tersebut jika pengguna melakukan pembaharuan.

Editor: Edy Can