SAN FRANCISCO. Produk sampo bayi keluaran Johnson & Johnson yang dijual di AS diperkirakan berbahaya bagi bayi. Menurut keterangan yang diberikan oleh koalisi kelompok kesehatan dan lingkungan, produk Johnson & Johnson's mengandung dua bahan kimia yang berbahaya yakni dioxane dan quaternium-15. Kelompok yang menamakan diri Campaign for Safe Cosmetics sudah 2,5 tahun lamanya menghimbau agar Johnson & Johnson tak lagi menggunakan bahan-bahan berbahaya yang berpotensi menyebabkan kanker tersebut pada produk sampo miliknya. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Ketika dikonfirmasi, Johnson & Johnson menjelaskan, pihaknya sudah mengurangi dua bahan kimia tersebut secara bertahap. Namun, Johnson & Johnson tak merespon secara langsung tuntutan Campaign for Safe Cosmetics.Itu sebabnya, saat ini, Campaign for Safe Cosmetics tengah menggalang dukungan untuk menekan Johnson & Johnson. Bahkan mereka mengajak konsumen untuk memboikot produk kosmetik bayi Johnson & Johnson hingga perusahaan setuju untuk tak lagi menggunakan bahan kimia berbahaya dalam produk yang dijual di seluruh dunia. Sebagai langkah awal, kelompok ini akan merilis berita berjudul "Baby's Tub is Still Toxic" akan dirilis pada Selasa (2/11) besok. Pada saat yang bersamaan, aksi boikot produk Johnson & Johnson juga akan diluncurkan melalui situs www.safecosmetics.org."Sangat jelas bahwa Johnson & Johnson dapat memproduksi sampo bayi yang aman bagi pasar di seluruh dunia, namun mereka tidak melakukannya. Padahal, hal ini sangat mudah untuk dilakukan," jelas Lisa Archer, Director Campaign for Safe Cosmetics. Berdasarkan hasil penelitian yang ditulis oleh Associated Press, salah satu bahan kimia berbahaya yang terdeteksi pada sampo bayi Johnson & Johnson adalah quaternium-15. Bahan kimia ini merupakan pengawet yang membunuh bakteri dengan mengeluarkan formaldehyde. Hingga saat ini, bahan kimia ini masih ditemukan di produk sampo bayi yang dijual di AS, Kanada, China, Indonesia, dan Australia. Namun, hasil penelitian yang dilakukan pada musim panas ini tidak menemukan bahan kimia tersebut di produk serupa yang dijual di delapan negara lain seperti Inggris, Denmark, Jepang, dan Afrika Selatan.
Awas! Produk sampo bayi Johnson & Johnson berbahaya
SAN FRANCISCO. Produk sampo bayi keluaran Johnson & Johnson yang dijual di AS diperkirakan berbahaya bagi bayi. Menurut keterangan yang diberikan oleh koalisi kelompok kesehatan dan lingkungan, produk Johnson & Johnson's mengandung dua bahan kimia yang berbahaya yakni dioxane dan quaternium-15. Kelompok yang menamakan diri Campaign for Safe Cosmetics sudah 2,5 tahun lamanya menghimbau agar Johnson & Johnson tak lagi menggunakan bahan-bahan berbahaya yang berpotensi menyebabkan kanker tersebut pada produk sampo miliknya. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Ketika dikonfirmasi, Johnson & Johnson menjelaskan, pihaknya sudah mengurangi dua bahan kimia tersebut secara bertahap. Namun, Johnson & Johnson tak merespon secara langsung tuntutan Campaign for Safe Cosmetics.Itu sebabnya, saat ini, Campaign for Safe Cosmetics tengah menggalang dukungan untuk menekan Johnson & Johnson. Bahkan mereka mengajak konsumen untuk memboikot produk kosmetik bayi Johnson & Johnson hingga perusahaan setuju untuk tak lagi menggunakan bahan kimia berbahaya dalam produk yang dijual di seluruh dunia. Sebagai langkah awal, kelompok ini akan merilis berita berjudul "Baby's Tub is Still Toxic" akan dirilis pada Selasa (2/11) besok. Pada saat yang bersamaan, aksi boikot produk Johnson & Johnson juga akan diluncurkan melalui situs www.safecosmetics.org."Sangat jelas bahwa Johnson & Johnson dapat memproduksi sampo bayi yang aman bagi pasar di seluruh dunia, namun mereka tidak melakukannya. Padahal, hal ini sangat mudah untuk dilakukan," jelas Lisa Archer, Director Campaign for Safe Cosmetics. Berdasarkan hasil penelitian yang ditulis oleh Associated Press, salah satu bahan kimia berbahaya yang terdeteksi pada sampo bayi Johnson & Johnson adalah quaternium-15. Bahan kimia ini merupakan pengawet yang membunuh bakteri dengan mengeluarkan formaldehyde. Hingga saat ini, bahan kimia ini masih ditemukan di produk sampo bayi yang dijual di AS, Kanada, China, Indonesia, dan Australia. Namun, hasil penelitian yang dilakukan pada musim panas ini tidak menemukan bahan kimia tersebut di produk serupa yang dijual di delapan negara lain seperti Inggris, Denmark, Jepang, dan Afrika Selatan.